Pemilu 2024 digelar. Rakyat memilih calon legislatif (Caleg) serta pasangan calon presiden dan wakil presiden. Masyarakat menjadi pemilih cerdas. Sebab pemilih cerdas sangat menentukan siapa yang akan meneruskan estafet pembangunan bangsa ini.
Pemilih cerdas itu adalah pemilih yang peduli akan nasib masa depan bangsa. Pemilih yang tahu siapa saja yang nantinya akan dipilih. Bukan hanya sekedar memilih karena ‘ngefans’. Tetapi harus melihat secara menyeluruh kapasitas dan kapabilitasnya.
“Termasuk rekam jejaknya. Apakah pernah terlibat kasus korupsi atau tidak. Kasus narkoba, pejudian maupun yang selama ini menjadi pejabat atau wakil rakyat apakah memiliki kinerja baik, menyejahterakan rakyat atau membela rakyat. Pemilih cerdas harus mampu memberikan kemampuan untuk bangsa dan negara. Juga harus bisa menghasilkan pemimpin cerdas dan berintegritas,” ujar Ketua Komsii A DPRD DKI Jakarta Mujiyono pada 9 Februari 2024.
Pemilih cerdas, tambah Mujiyono, mereka yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk meyalurkan hak pilihnya. Pemilih cerdas juga peduli akan hak pilihnya serta turut berperan aktif dalam mengawasi kontestasi pemilu hingga ke tahapan akhir.
Ketua Komsii A DPRD DKI Jakarta Mujiyono. (dok.DDJP)
“Tidak hanya itu. Pemilih cerdas juga termasuk pemilih yang memilih sesuai dengan apa yang diyakininya. Pemilih cerdas juga tidak takut melaporkan bila menemukan adanya indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh oknum tertentu,” imbuh dia.
Menurut dia, pemilih jangan mau hanya diiming-imingi uang atau sembako. Pemilu yang selama ini dipandang sebagai ajang demokrasi, ternyata sering kali mencitrakan kemewahan dan janji-janji palsu.
Bahkan terdapat pemilih yang disogok dengan uang, barang, jabatan, dan janji-janji manis, membuka ruang bagi perilaku yang merugikan demokrasi itu sendiri.
Menyikapi fenomena ini, sejumlah aktivis dan pemilih cerdas pun angkat bicara. Menurut mereka, seorang pemilih cerdas adalah yang mampu memilah dan memilih dengan bijak. Melihat jernih calon yang layak menduduki jabatan.
Jadi, pemilih cerdas bukan hanya yang pandai memilih, tetapi juga yang berani melaporkan pelanggaran yang terjadi. Peran masyarakat sangat penting.
Bawaslu menggarisbawahi beberapa hal pokok yang harus diperhatikan oleh masyarakat. Salah satunya, pemilih cerdas harus mampu melihat dan melaporkan pelanggaran yang terjadi. Baik dalam bentuk laporan maupun temuan langsung. (DDJP/stw/rul)