Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta menyetujui pemberian penyertaan modal daerah (PMD) sebesar Rp1,2 miliar untuk PT Food Station Tjipinang Jaya. PMD tersebut diharapkan optimal untuk memenuhi ketersediaan beras fortifikasi kaya vitamin.
Anggota Komisi B DPRD DKI Farazandi Fidinansyah mengatakan, dengan PMD yang diberikan PT Food Station harus menjamin keterjangkauan harga. Tujuannya agar program tersebut efektif sebagai upaya meningkatkan gizi masyarakat serta menekan angka stunting pada anak usia dini yang kini mencapai 16,8%.
“Ini satu-satunya program yang beririsan langsung dengan stunting. Keterjangkauan harga penting. Kalau programnya ada, tetapi harganya tidak terjangkau, ya jadi tidak tuntas upaya kita,” ujarnya di Grand Cempaka Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/11).
Hal senada disampaikan anggota Komisi B Nur Afni Sajim. Ia mengungkapkan beras bervitamin yang dinilai mampu mencegah stunting ini, harus memiliki harga jual ekonomis. Bila harga jualnya mahal, maka dikhawatirkan masyarakat ekonomi kelas bawah tidak mampu mengonsumsinya. Dampaknya, target awal penyediaan beras tersebut tidak tepat sasaran.
“Itu menjadi perhatian. Kita tidak mau, nanti kegiatan itu, ke masyarakat berdampaknya tidak ekonomis,” terang Nur Afni.
Sementara itu, anggota Komisi B Taufik Zoelkifli mendorong PT Food Station agar beras fortifikasi ini masuk dalam program pangan murah, dengan harapan pemegang kartu jakarta pintar (KJP) dapat membelinya dengan harga terjangkau.
“Kita memberikan modal untuk menyediakan beras fortifikasi itu, nanti berikutnya jika mau digunakan untuk keperluan masyarakat yang membutuhkan, nanti bisa kita skemakan dengan KJP dan bantuan sosial,” ujar Taufik.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Tjipinang Food Station Pamrihadi Wiraryo menjelaskan, beras fortifikasi merupakan beras premium yang dicampur dengan kernel mengandung zinc, sehingga beras diharap mampu mencegah stunting.
“Sebagaimana kita ketahui salah satu program strategis Pemprov adalah mengurangi stunting. Beras fortifikasi itu diproduksi oleh mitranya FS, dimana beras mengandung kernel zinc yang bisa langsung dikonsumsi masyarakat,” terang Pamrihadi.
Untuk penyebarluasan beras fortifikasi, lanjutnya, PT Tjipinang Food Station akan bekerja sama dengan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial. Ia pun mengharap Pemprov DKI juga bisa memiliki program pendistribusian beras ke masyarakat kurang mampu. Sebab harga yang dipasang PT Food Station yakni Rp16.000 per kilogram.
“Kalau seandainya itu mau dijadikan program oleh Pemprov, pemprov harus mendesain. Ini baru harga keekonomian yang diperuntukan bagi anak-anak atau bagi warga yang merasa penting mengkonsumsi beras fortifikasi,” papar Pamrihadi.
Sebelum program pendistribusian di desain, ia mengharap ada sosialisasi dan kampanye manfaat beras fortifikasi kepada warga Jakarta.
“Harapannya ini pengenalan dulu, terus campaign, nanti setelah itu baru jadi program. Manfaatnya juga banyak untuk kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, stunting di kalangan anak-anak,” tuturnya. (DDJP/gie)