Pelestarian Kebudayaan Betawi membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah dan seluruh elemen masyarakat. Kondisi terkini, beberapa ikon Budaya Betawi yang kerap muncul di tengah masyarakat sekadar untuk mengais rezeki. Demi sesuap nasi.
Belakangan ini, Pemprov DKI Jakarta bersama membangun komitmen melestarikan budaya lokal di Tanah Betawi.
Revisi Peraturan Daerah (Perda) Pelestarian Kebudayaan Betawi akan menjadi payung hukum untuk mengelola dan mengembangkan Budaya Betawi di semua lini.
Dengan demikian, regulasi itu akan menjadi upaya memperkuat keberadaan ikon Kota Jakarta menuju kota global.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Oman Rohman Rakinda. (dok.DDJP)
Untuk mewujudkan hal itu, Pemprov DKI pun telah bekerja sama dengan perhotelan. Setiap hotel akan dihiasi ikon Betawi. Para wisatawan lokal maupun mancanegara akan merasakan sesuatu yang khas dari Kota Jakarta.
Mengawali komitmen tersebut, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan keinginan agar ikon Betawi tidak serta merta menjadi alat untuk mengaiz rezeki di jalanan.
Misalnya Ondel-ondel. Selama ini kerap dijadikan alat bagi para pengamen jalanan. Keberadaan Ondel-ondel tidak harus seperti itu.
Rencana Gubernur Pramono pun menuai dukungan dari kalangan legislator di Kebon Sirih. Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Oman Rohman Rakinda menilai, Ondel-ondel perlu ditampilkan secara layak.
Dengan demikian, Ondel-odnel sebagai bagian dari pelestarian Budaya Betawi memiliki martabat yang semestinya. “Ondel-ondel merupakan warisan Budaya Betawi yang harus dilestarikan,” ujar Oman, beberapa waktu lalu.
Karena itu, sambung Oman, keinginan Gubernur Pramono agar Ondel-ondel tidak lagi digunakan untuk mengamen di jalanan, patut didukung.
Tak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen mendukung 42 Sanggar Seni Betawi agar tetap produktif. Setiap bagian dari Budaya Betawi akan punya akses untuk tampil di berbagai acara publik.
Langkah tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) sebagai kota global dengan Kebudayaan Betawi sebagai identitas utamanya.
Mengiringi upaya dalam melestarikan Budaya Betawi, menurut Oman, perlu pembinaan secara menyeluruh bagi para seniman Ondel-ondel.
Sehinga dibutuhkan penyediaan ruang memadai agar para seniman dapat terus hidup dan menjadi bagian dari ekosistem budaya yang berkelanjutan.
“Pekerjaan rumahnya adalah memastikan adanya pembinaan yang paripurna terhadap pelaku seni Ondel-ondel,” tutur politisi PAN itu.
“Yang paling penting adalah memberi mereka ruang tampil sebagai bagian dari seni budaya arak-arakan,” tambah Oman. (red)