Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta menjadikan pelayanan bus Transjakarta salah satu catatan dalam pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) penggunaan APBD tahun 2022.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli mengatakan, pelayanan armada bus transjakarta yang belakangan dikeluhkan penggunanya. Mulai dari suasana berdesakan dalam kabin bus hingga waktu tunggu yang tak lagi konsisten.
“Tadi pagi, saya ketemu dengan beberapa mahasiswa mereka mengeluhkan itu. Mereka bilang sekarang naik busway itu susah. Harusnya kenaikan realisasi target penumpang ini diikuti dengan perbaikan pelayanan yang akan diberikan,” ujar di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (3/4).
Berdasarkan data Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta jumlah penumpang angkutan umum tercatat berjumlah 3.622.045 orang per hari di tahun 2022. Sementara target Dishub di tahun yang sama penumpang angkutan umum hanya sebanyak 1.140.554 orang per hari.
“Di satu sisi memang kelihatan berhasil, lebih banyak dari target. Tapi disisi lain saya melihat ada penurunan kualitas pelayanan pada transportasi publik. Karena waktu nunggu jadi lebih lama, kemudian berdesak-desakan,” ungkap Taufik.
Anggota Komisi B DPRD DKI Gilbert Simanjuntak menambahkan, terlepas dari capaian-capaian Dishub DKI dalam pelaksanaan program kerja tahun 2022, pelayanan transjakarta banyak disorot pengguna karena kualitas pelayanan yang menurun.
“Terlepas dari capaian-capaian Dishub, tapi customer mengatakan layanan transjakarta sebagai operasionalnya dishub di bidang angkutan diluar dari pengendalian kemacetan, terminal, costumer kita ini mengatakan, transjakarta kita ini bukan makin baik. Frekuensi kedatangan, headway, atau bahkan hari-hari tertentu tidak ada bus TJ,” ungkapnya.
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengakui terjadinya lonjakan jumlah pengguna angkutan umum pada tahun 2022. Pihaknya juga mengantisipasi itu dengan berpatokan pada target penumpang mencapai 1 juta orang per hari.
“Akibatnya, memang layanannya itu pasti menumpuk penumpangnya,” katanya.
Dia juga mengakui adanya peningkatan jumlah penumpang angkutan umum tahun 2022 itu karena adanya perkembangan terbaru peraturan Menteri Perhubungan (Menhub) nomor 12 tahun 2019 terkait masuknya ojek online (Ojol) sebagai angkutan umum.
“Sehingga dengan tambahan itu maka keseluruhan menjadi 3.622.049 juta. Yang terbesar itu angkutan Ojol. Sekitar 1 juta penumpang tahun 2022 ini berdasarkan data dari aplikator. Kemudian untuk KRL menempati urutan kedua mencapai 781 ribu orang penumpang. Kemudian transjakarta 747 ribu dan MRT 115 ribu penumpang. Dan juga ada angkutan roda 4 sekitar 500 an ribu penumpang. Artinya jumlah keseluruhan masing-masing moda 3.622.049 juta orang,” terang Syafrin. (DDJP/bad)