Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta dan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) harus membina para pedagang makanan di sekitar sekolah. Demikian tegas Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Suhud Alynudin.
Menurut dia, hal tersebut diperlukan untuk meningkatkan kesadaran para pedagang agar kualitas makanan dan minuman yang dijual terbebas dari zat-zat berbahaya yang merusak ginjal.
“Ada antisipasi sejak awal, edukasi kepada pelaku UMKM agar produk yang dibuat, yang dihasilkan itu ramah terhadap anak dan tidak membahayakan dari segi kesehatan,” ujar Suhud di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (13/8).
Anggota Komisi B DPRD DKIDKI Jakarta Suhud Alynudin. (dok.DDJP)
Pembinaan juga diminta karena ia menemukan jajanan yang mengandung gula, garam, dan lemak (GGL) diatas batas normal yang menyebabkan anak menderita penyakit gagal ginjal.
“Saya kira dengan tingginya anak yang menderita gagal ginjal itu menunjukan tidak adanya kontrol terhadap produk yang dikonsumsi oleh anak,” ungkap Suhud.
Dengan begitu, maka peran Pemprov bersama satuan tugas (satgas) pengawas makanan guna mengawasi aktivitas para pedagang jajanan di sekolah, mulai dari promosi, bentuk jajanan, dan nilai gizinya sangat penting dilakukan.
“Satgas ini menurut saya sangat penting, saat ini karena kasusnya sudah banyak, supaya efektif ya menekan ataupun memastikan tidak ada lagi anak anak yang jadi korban (gagal ginjal),” tutur Suhud.
Selain itu, ia mengimbau satgas bekerjasama dengan pihak sekolah untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada para pelajar mulai dari cara mengenali jajanan yang aman dan sehat, memahami perbedaan jenis-jenis jajanan sehat ataupun tak sehat, mengenal ciri-ciri jajanan yang berbahaya, dampak dari jajanan tidak sehat, dan tips memilih jajanan yang sehat.
“Pengetahuan anak terhadap makanan, nah ini perlu adanya edukasi yang serius ya, penjelasan kepada anak mana makanan yang bisa dikonsumsi dan tidak ya,” tandas Suhud. (DDJP/yla/gie)