Jajaran Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta meninjau langsung proses revitalisasi Taman Ismail Marzuki di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (26/11).
Kunjungan tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan memastikan bahwa revitalisasi yang dilaksanakan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) tidak mengganggu ruang kreasi bagi para seniman yang ada.
“Jadi kunjungan ini kita ingin melihat secara fakta lapangan nya tentang kegiatan (revitalisasi) ini dan memastikan bahwa kegiatan seniman-seniman ini tidak terganggu dengan adanya Revitalisasi,” ujar Pandapotan Sinaga, Sekertaris Komisi B DPRD DKI Jakarta di lokasi.
Setelah kunjungan tersebut, Pandapotan mengaku pihaknya optimis kegiatan seniman yang selama ini dilakukan secara reguler di sekitar kawasan tidak akan terganggu. Pasalnya, revitalisasi TIM akan beriorientasi untuk mengoptimalkan wadah kegiatan-kegiatan seniman dengan sejumlah pembaharuan fasilitas, seperti Wisma TIM dan Wisma Seni.
“Setelah kita kunjungan lapangan hari ini, lokasi yang mau dibangun gedung itu semua ada di yang di tempat pedagang-pedagang yang dulu ada di sekitaran sini. Sementara gedung induk seperti teater tidak ada perubahan, yang ada perubahan itu adalah Gedung Graha Bakti sama dulu katanya ada cottage (pilah-pilah), itu yang mau direvitalisasi,” terangnya.
Dengan demikian, Pandapotan memastikan seluruh unsur masyarakat akan terakomodir dalam penyediaan fasilitas berupa sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan. Seperti, akan adanya relokasi pedagang kaki lima (PKL) yang akan ditempatkan di kawasan fasilitas kuliner yang berlokasi di kawasan sentral.
“Jadi akan ada manfaatnya, nanti mereka ditarik lagi setelah pembangunan ini selesai, karena ada fasilitas kulinernya dibawah,” ungkapnya.
Di lokasi yang sama, Direktur Utama Jakarta Propertindo (PERSERODA) Dwi Wahyu Daryoto memastikan bahwa gagasan konsep revitalisasi TIM yang diusulkan pihaknya sudah dipertimbangkan secara matang. Termasuk, sejumlah titik lokasi yang akan direvitalisasi guna meningkatkan sarana dan prasarana wadah berekspresi untuk para seniman.
“Jadi ini adalah usulan bersama, dalam diskusi tidak ada satu orang pun yang mengusulkan ada kemungkinan untuk optimalisasi dan sudah dikonsultasikan kepada Andre Martin. Jadi kalau ini sudah design jadi ya jadi design bersama,” terangnya.
Dwi menyatakan, seluruh stakeholder Jakpro memastikan bahwa konsep revitalisasi tersebut telah dikoordinasikan bersama jajaran Unit Pengelola Teknis (UPT) bersama pengelola kawasan TIM dan juga para seniman yang biasa menggunakan kawasan TIM sebagai wadah ruang berekspresi.
“Iya, dari awal mereka (Seniman) juga sudah setuju. Bahkan dari sosialisasi awalnya pun dilakukan FGD (Focus Group Discussion),” ungkap Dwi.
Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan, pihaknya mengapresiasi para legislator bidang perekonomian atas peninjauan kegiatan revitalisasi TIM.
“Tadi sudah disampaikan, dan ada beberapa juga diarahkan teman-teman dari Dewan (DPRD), bagaimana revitalisasi (TIM) ini betul-betul melibatkan semua seniman, dan pastinya tidak ada kegiatan seniman yang terkendala,” terangnya.
Dengan demikian, pihaknya bersama Jakarta Propertindo (PERSERODA) dan unsur stakeholder pengelola kawasan TIM akan memperhitungkan kajian secara matang agar konsep revitalisasi yang sudah berjalan dapat dilanjutkan sesuai perencanaan.
“Justru kita memberikan ruang yang lebih terbuka lagi kepada seniman, mereka mendukung sekali bagaimana seniman ini bisa lebih berekspresi. Kami juga akan terus melakukan komunikasi dengan semua seniman yang ada,” tandas Sri. (DDJP/alw/oki)