Komisi E DPRD DKI Jakarta mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan DKI Jakarta menindaklanjuti soal temuan KPK terkait adanya proyek pembangunan sekolah di Jakarta yang alami deviasi atau penyimpangan dari standar sekitar minus 31 persen.
Hal tersebut dikatakan Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Justin Adrian saat rapat Komisi E DPRD DKI Jakarta dalam rangka konsultasi pembahasan Rancangan Perubahan Kebijakan Umum APBD serta Rancangan Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD Tahun Anggaran 2025 di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (9/7).
Justin menilai, keterlambatan pembangunan sekolah dapat berdampak pada terganggunya proses belajar mengajar.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) pun menjadi tidak optimal karena jam belajar dipadatkan dan para siswa harus bergantian dengan sekolah lain.
Sektetaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Justin Adrian. (dok.DDJP)
“Dampaknya ke anak-anak kita yang sebenarnya harus sekolah karena jumlah sekolah negeri kita tidak memadai,” kata dia.
Selain itu, ia mengimbau Dinas Pendidikan DKI Jakarta rutin memantau proses pembangunan sekolah.
Sehingga bisa memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan memenuhi standar kualitas.
Tujuannya agar tidak terulang kembali temuan Komisi E DKI Jakarta mengenai beberapa masalah dalam proses rehabilitasi total gedung sekolah di beberapa lokasi.
Di antaranya, SDN 05 Kelurahan Grogol, SDN 04 dan SMPN 291 Kembangan Utara, Jakarta Barat. Serta SDN Duri Pulo dan SDN Cikini, Jakarta Pusat.
“Undang-Undang Jasa Konstruksi, para kontraktor bertanggung jawab untuk kualitas bangunannya paling tidak untuk 10 tahun ke depan,” kata Justin.
Sedangkan Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggi Arando Siregar mengatakan, dirinya menerima aduan masyarakat terkait robohnya atap di SD Negeri Kebayoran Lama Selatan 09 Pagi.
Ia pun mengimbau Dinas Pendidikan DKI Jakarta segera mengecek lokasi dan memperbaiki sekolah tersebut.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggi Arando Siregar. (dok.DDJP)
Penting bagi Dinas Pendidikan DKI Jakarta melakukan pengecekan menyeluruh pada atap sekolah.
Terutama pada bagian yang sudah tua atau terlihat rapuh agar tidak terjadi hal serupa ke depannya.
“Coba cek lagi sekolah-sekolahnya, takutnya siswa lagi belajar terjadi peristiwa ini dan ada korban,” kata Anggi. (yla/df)