Pantau Kebocoran Sheet Pile Kali Pesanggrahan

March 14, 2025 2:03 pm

Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) Daerah Khusus Jakarta segera memperbaiki kebocoran sheet pile di aliran Kali Pesanggrahan.

Sebab, kebocoran sheet pile berdampak banjir di wilayah sekitar Kali Pesanggrahan. Padahal, usia sheet pile itu belum sampai dua tahun.

“Tapi kenapa banyak sekali kebocoran di puluhan titik di dasar sheet pile,” ujar Kenneth dalam keterangannya, Rabu (12/3).

Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth saat memantau kondisi pintu air. (dok.pribadi)

Akibat kebocoran tersebut, air keluar dari lubang-lubang sheet pile ketika terjadi debit air tinggi dari Ciawi, Bogor. Bahkan, banjir sampai ke arah kantor walikota Jakarta Barat.

Dari hasil tinjauan pria yang akrab disapa Bang Kent itu, puluhan titik kebocoran dasar sheet pile itu berada di Jalan Haji Nabet dan Haji Briti, RW 09, RT 03, Kelurahan Kembangan Selatan, Kembangan, Jakarta Barat.

Kent sering mendapat laporan warga tentang banyak titik bocor di bantaran Kali Pesanggrahan yang sudah di sheet pile.

Dalam tinjauan itu, Kent didampingi oleh Lurah Kembangan Selatan RM. Pradana Putra, pejabat dari Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat, serta Ketua RW 09 Masim dan Ketua RT 03 Rohim.

Selain sheet pile bocor, Kent juga menemukan ada lima pintu air yang sudah tidak berfungsi. Meski usia pintu air itu belum sampai dua tahun. Bahkan, terdapat rumah pompa yang tidak ada pompa air.

Seharusnya, menurut dia, pompa yang bisa membantu menguras air pada saat debit Kali Pesanggrahan tinggi.

“Ini seharusnya menjadi tanggung jawab penuh dari Dinas SDA untuk dilakukan pemeliharaan awal, sehingga bisa dilakukan mitigasi dini supaya bencana banjir ini tidak terjadi,” tegas Kent.

Dampak dari luapan Kali Pesanggrahan yang keluar dari lubang-lubang sheet pile bocor itu bisa dirasakan dari arah Metro TV, persimpangan Pasar Puri, dan sampai ke kantor walikota Jakarta Barat.

Kepala BAGUNA (Badan Penanggulangan Bencana) DPD PDIP DKI Jakarta itu juga menjelaskan, bencana banjir belakangan semestinya bisa dijadikan pelajaran berharga bagi Dinas SDA.

Ke depan, Dinas SDA diharapkan bisa membuat rencana kerja yang lebih baik.

Karena itu, Kent akan membuat surat rekomendasi kepada pejabat Sudin SDA Jakarta Barat untuk dilanjutkan kepada Dinas SDA DKI Jakarta.

“Supaya permasalahan ini segera bisa diselesaikan dengan secara tegas dan bertanggung jawab,” tandas dia.

Kent mengatakan, banjir di Jakarta sudah sangat mengkhawatirkan. Terutama dengan jumlah warga yang terdampak. Bahkan harus mengungsi.

Diketahui, bencana ini adalah fenomena yang terjadi setiap tahun, namun sepertinya intensitasnya semakin meningkat.

Menurut Kent, faktor-faktor seperti curah hujan ekstrem, masalah infrastruktur belum optimal, serta pengelolaan sungai yang belum sepenuhnya efektif menjadi penyebab utama banjir.

Meskipun, pemerintah sudah berupaya mengatasi hal itu dengan berbagai cara. Mulai dari pembangunan kanal banjir, normalisasi sungai, hingga sistem peringatan dini.  Upaya-upaya tersebut memerlukan waktu dan investasi besar.

“Selain itu, perubahan iklim juga berperan dalam meningkatkan curah hujan dan memperburuk kondisi tersebut,” kata ketua IKAL PPRA LXII Lemhannas RI itu.

Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Begitu pula dengan tingkat kepedulian terhadap masalah sampah yang seringkali memperparah banjir. Sampah yang menyumbat saluran akan menghalangi aliran air.

Kendati secara menyeluruh, sambung Kent, penanggulangan banjir di Jakarta membutuhkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

“Infrastruktur yang lebih baik, kesadaran lingkungan yang lebih tinggi, serta penanganan yang cepat saat bencana terjadi akan sangat membantu,” pungkas dia.

Sebelumnya, banjir yang melanda sebagian wilayah Jakarta pada awal Maret 2025 disebabkan luapan beberapa kali, seperti Kali Ciliwung, Kali Angke, dan Kali Pesanggrahan.

Puncak banjir terparah pada Selasa 4 Maret 2025. Sebanyak 122 rukun tetangga (RT) terendam. Ketinggian air mencapai 3 meter.

Banjir juga menggenangi area sepanjang Jalan Pesanggrahan, Kembangan Selatan, Jakarta Barat.

Sedikitnya, 4 RT di kawasan tersebut tergenang banjir dengan ketinggian yang bervariasi. Mulai dari 30-60 cm. (red)