Pangkalan Bajaj

August 21, 2024 11:08 am

Di sebuah kelas Sekolah Dasar (SD) tengah berlangsung pelajaran bahasa.

“Amir, coba uraikan kalimat, bapak menendang bola,” tanya Bu Guru Fatimah kepada Amir, siswa kelas VI SD Kemiri.

“Bapak, pokok kalimat, menendang, sebutan, dan bola pelengkap penderita,” urai Amir.

“Bagus. Sekarang kamu Watini, uraikan kalimat, ibu menggotong meja”.

“Baik bu guru. Ibu penderita, menggotong sebutan dan meja, keterangan,” kata Watini.

“Haah….. Kenapa Ibu penderita?” tanya Bu Guru.

“Iya ibu guru karena ibu harus menggotong meja yang sangat berat,” jawab Watini.

Di kelas lain juga sedang berlangsung pelajaran Bahasa Indonesia, terdengar suara guru menyuruh muridnya. “Ahmad, jadikan kalimat, bapak menulis surat menjadi kalimat pasif,” kata pak guru.

“Surat ditulis oleh Bapak,” kata Ahmad.

”Bagus! puji pak guru. Sekarang, Raja Majapahit bertekuk lutut…….” sebelum guru menyelesaikan pertanyaan, tiba-tiba seorang murid yang duduk di belakang berteriak.

“Gampang pak guru. Lutut Raja di tekuk-tekuk”.

Di kelas yang lain juga sedang berlangsung pelajaran Bahasa Indonesia. Terdengar suara guru bertaya kepada muridnya.

“Amin, coba kamu teruskan peribahasa Rajin pangkal……” kata guru.

“Pandai….” jawab Amin.

“Bagus Amin. Coba lanjut kan lagi peribahasa Rajin pangkal….”

“Kayaaaaa……” jawab murid beramai-ramai.

“Bu guruuuuu! teriak seorang murid.” Kalau berisik pangkal apa Bu Guru?” lanjutnya.

“Berisik? Pangkalan bajaj!,” teriak murid-murid serempak. (DDJP/stw)