Upaya mencegah kebocoran air atau Non Revenue Water (NRW) di Jakarta terus dilakukan Perumda PAM Jaya. Hal itu pun menuai dukungan dari Komisi C DPRD DKI Jakarta.
Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Rasyidi mengatakan, mendukung jajaran direksi Perumda PAM Jaya dalam upaya mengurngi persentase kebocoran air di Jakarta.
Apalagi, tingkat kebocoran air saat ini terbilang masih sangat tinggi. Demikian ditegaskan Rasyidi usai meninjau pembangunan fasilitas Water Treatment Plan (WTP) Buaran III di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu (26/6).
Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta saat kunjungan kerja ke lokasi pembangunan fasilitas Water Treatment Plan (WTP) Buaran III di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur.
“Kami di komisi C sebenarnya ingin membantu mereka (direksi Perumda PAM Jaya), sehingga NRW-nya turun paling tidak di bawah 46 persen,” ujar Rasyidi.
Dia mengatakan, kebocoran air di Jakarta disebabkan dua faktor utama. Pertama, kondisi pipa jaringan air di Jakarta sudah tua dan harus diganti. Kedua, disebabkan aksi pencurian air dengan berbagai modus.
Untuk memperbarui sistem perpipaan itu, PAM Jaya membutuhkan investasi sebesar Rp6. 3 triliun dengan pembiayaan yang bersumber dari APBD DKI Jakarta. Bisa juga lewat mekanisme bisnis to bisnis (B to B).
“Nah, kebocoran inilah yang harus kita atasi sedemikian rupa. Diharapkan pada tahun 2030, NRW-nya dari 46,5 menjadi 27 persen dengan mengeluarkan dana Rp6.3 triliun,” ungkap Rasyidi. (DDJP/bad/gie)