Sore itu, tiga orang remaja berjalan di salah satu ruas jalan kawasa Kanal Banjir Timur (KBT). Wilayah Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Satu Ondel-ondel sedang menari, mengikuti alunan musik khas Betawi.
Masing-masing mempunyai tugas. Satu orang mendorong gerobak speaker. Satu orang membawa ember kecil, dan satu orang menggunakan kostum Ondel-ondel .
Pembawa ember kecil akan menyodorkan pada orang-orang sekitar, meminta sumbangan ala kadarnya. Sementera Ondel-ondel menari-nari dengan lincah mengikuti irama lagu khas Betawi.
Setiap hari, warga Jakarta sering melihat pengamen Ondel-ondel di jalanan atau lingkungan tempat tinggal warga Jakarta.
Dahulu, Ondel-ondel hanya bisa disaksikan saat perayaan seni dan Budaya Betawi, acara pernikahan, sunatan atau perayaan lainnya.
Tetapi, di ‘zaman now’, Ondel-ondel lebih mudah ditemui. Menghiasi ruas jalan Kota Jakarta. Dalam kemasan pengamen.
“Ondel-ondel, Budaya Ikon Betawi tersebut kini tergradasi. Sehingga, kalangan DPRD sedang merumuskan aturan untuk mengembalikan seni Ondel-ondel tersebut ke khitahnya,” ujar Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Justin Adrian, beberapa waktu lalu.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu mengemukakan, banyak Ondel-ondel di jalanan untuk mengamen.
Hal itu melatarbelakangi Pemprov DKI Jakarta menampilkan Ondel-ondel yang melibatkan tiga maskot SEA Games 2018, yakni Bhin-bhin, Kak, dan Atun.
Setiap badan ondel-ondel terpampang jadwal pesta olaharaga se-Asia tersebut. Di samping itu, juga ditampilkan di lima lokasi Car Free Day (CFD).
“Mereka tampil dengan wajah baru. Dibuat oleh para perajin Ondel-ondel,” tambah Justin.
Secara terpisah, Anggota Komisi E Abdul Aziz mengatakan, sebagian masyarakat belum atau tidak mengetahui sejarah Ondel-ondel . Padahal, ‘boneka berjalan” itu sering terlihat.
Meski demikian, tidak diketahui pasti kapan kesenian itu terbentuk. Pada dahulu kala, Ondel-ondel berfungsi sebagai penolak bala atau menangkal gangguan makhluk halus yang gentayangan.
Ondel-ondel merupakan suatu pertunjukan dalam pesta-pesta rakyat. Boneka besar itu mempunyai tinggi sekitar 2,5 meter dengan garis tengah kurang lebih 80 sentimeter.
Biasanya, boneka itu terbuat dari anyaman bambu dan bagian wajah berupa topeng atau kedok. Rambut di bagian kepala terbuat dari ijuk.
“Warna wajah Ondel-ondel dibagi dua. Warna merah untuk laki-laki dan warna putih untuk perempuan,” urai Azis. (stw/df)