Nostalgia Kota Jakarta (4): Kawasan Pejagalan hingga Pasar Senen

July 12, 2024 10:11 am

Mendatangi kawasan Jakarta Kota, tidak berjauhan dengan Glodok, terdapat kawasan Pejagalan di Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat. Nama Pejagalan diberikan sejak kedatangan orang-orang Arab di Batavia pada abad ke-18 dan mereka ditempatkan di Pekojan yang letaknya berdekatan degan Pejagalan.

Di Pejagalan terdapat tempat pemotngan hewan khusus kambing, Daging hewan yang banyak disenangi keturunan dari Hadramaut itu. Sampai sekarang, di Pekojan, masih terdapat pedagang-pedagang daging kambing.

Di antara mereka, ada yang berdagang daging kambing melanjutkan tradisi kakek moyang mereka. Di Pekojan, kita juga masih mendapati paninggalan-peninggalan Islam. Sekali pun sekarang ini sudah banyak yang hijrah dari Pekojan ke arah selatan, seperti Condet dan Jatinegara.

Di sisi lain terdapat Salemba. Yakni kawasan antara Jl. Kramat Raya dan Jl. Matraman Raya. Di kawasan ini terdapat nama tempat yang diawali dengan kata ’Salemba’, seperti Salemba Beluntas, Salemba Tengah, Salemba Utankayu dan Salemba Tanahpadri.

Pada peta abad ke-19 dan peta abad ke-20, kawasan Salemba bernama Struyswijk atau Salemba Besar. Wilayahnya terbentang dari Kali Ciliwung di sebelah barat sampai Kali Sunter di sebelah timur dan pemakaman Tionghoa, Sentiong. Sekarang, pemakaman itu sebagian besar sudah berubah menjadi perumahan.

Di kawasan Salemba juga terdapat tempat bersejarah, termasuk Kampus Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) yang pada saat perjuangan di peristiwa G.30S/PKI dijadikan sebagai kampus perjuangan oleh para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dalam aksi-aksi mereka menentang PKI.

Di Salemba juga terdapat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang terbuka luas untuk masyarakat.

Selanjutnya menuju Pasar Senen. Dari Jatinegara ke Jakarta Kota akan melalui Pasar Senen yang sangat ramai didatangi pembeli. Khususnya menjelang Lebaran. Nama Senen diambil dari pasar yang dibangun oleh Justinus Vink diujung selatan Jl. Gunung Sahari yang dulu bernama Grote Zuiderweg.

Di kalangan orang Belanda, pasar tersebut dikenal dengan Vinkpasser. Pada awalnya, pasar ini dibuka setap hari Senen. Sehingga dinamakan Pasar Senen hingga sekarang.

Pasar Senen dibuka bersamaan waktunya dengan Pasar Tanah Abang yang kini merupakan pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara. Keduanya, merupakan pasar tertua di Jakarta karena dibangun sejak abad ke-18. (DDJP/stw)