Di tengah ancaman penyebaran paham radikalisme dan disintegrasi nilai kebangsaan, Komisi A DPRD Provinsi DKI Jakarta menilai Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) perlu berperan lebih. Mengamankan generasi muda dengan memberi materi nilai kebangsaan di lingkungan pendidikan disebut perlu mulai dilakukan mulai saat ini.
Anggota Komisi A DPRD DKI Syarifudin mengatakan, bahwa penguatan nilai moral kebangsaan untuk pendidikan menengah masih belum merata dilaksanakan di tiap sekolah negeri ataupun swasta di Kota Jakarta. Padahal menurutnya, peranan sosialisasi kebangsaan juga tak kalah penting guna menciptakan pola pikir siswa sekaligus memperkuat rasa cinta terhadap tanah air sejak dini.
“Karena selama ini saya belum dengar di sekolah-sekolah itu ada yang namanya Kesbangpol melakukan sosialisasi (kebangsaan). Apakah tentang Bhineka Tunggal Ika, NKRI ataupun yang berhubungan dengan kewarganegaraan, harusnya Kesbangpol mulai lakukan sosialisasi seperti ini,” kata Feri sapaan karibnya, Jumat (25/2).
Feri meminta Badan Kesbangpol DKI sebagai leading sektor perlu membuat kajian dasar seperti materi-materi yang nantinya akan digunakan sebagai bahan sosialisasi berjenjang guna merangsang pemahaman para siswa terhadap nilai-nilai kebangsaan. Sekaligus mencegah sikap-sikap yang berpotensi melemahkan rasa persatuan bangsa seperti radikalisme dan paham disintegrasi bangsa serupa lainnya.
“Jadi harus ada batasan-batasan yang jelas, seperti misalnya di SMA yang harus dikuasai oleh siswanya materi seperti apa. Entah hal-hal yang berhubungan dengan bela negara ataupun sebagainya. Supaya para siswa bisa menjiwai rasa kebangsaan yang harusnya dimiliki oleh mereka,” ungkap Feri.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Provinsi DKI Jakarta Taufan Bakri mengaku telah mempersiapkan rancangan dasar perihal materi sosialisasi kebangsaan bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di lingkungan pendidikan menengah seperti Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Kita sudah rumuskan dan akan koordinasikan pengkajian materi ini bersama mereka (BNPT) untuk masuk sosialisasi (kebangsaan) dan mengumpulkan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) yang ada di Jakarta. Program sosialisasi kebangsaan segera kita lakukan agar bahaya radikalisme tidak masuk ke dunia pendidikan, walau kemungkinan besar masih akan dalam bentuk webinar,” tandas Taufan. (DDJP/alw)