Namanya Bejo

December 27, 2024 10:01 am

Somad, adiknya yang bekerja di  perusahaan pengeboran minyak di Kalimantan Barat sejak lulus kuliah, merasa bingung kenapa abangnya yang orang Betawi asli memberi nama anaknya Bejo.

Dia juga tahu, Aminah, kakak iparnya  itu kelahiran Betawi. Tepatnya di Tanah Merah. Ia sering ditanyain teman-temannya, kenapa Udin abangnya kasih nama anaknya, Bejo, bukan Endin atawa Mamat.

“Apa sih artinya sebuah nama,” jawab Udin asal Somad meyinggung masalah nama keponakannya itu.

“Atau Abang merasa beruntung dengan hadirnya si buah hati itu?” Somad terus bertanya.

“Ya. Aku merasa beruntung. Bejo itu dalam bahasa Jawa kan artinya beruntung,” kilah Udin.

“Tapi, abang kan orang Betawi. Kan banyak nama yang keren-keren. Amat, Nurdin Pian, misalnya,” kata Somad kembali.

“Kamu nggak tahu kan? Untuk kasih nama anak itu melalui perjuangan panjang, tahu!” tandas Udin.

“Perjuangan panjang?” tanya Somad.

“Ini berkat perjuangan panjang almarhum Babe sama almarhum mertua ane,” jelas Udin.

“Perjuangan panjang? Maksud ente?” tanya Somad.

“Karena sama-sama ngotot. Babe pengin cucu petamanya ini dikasih nama  Betawi, Mi’ing. Tetapi mertua ane, nyang juga sama-sama baru punya satu cucu, pengin kasih nama Joko Ekoproyo. Karena sama-sama ngototnya, ane ajukan nama Bejo yang artinya beruntung. Beruntung karena bocah lahir dengan selamat. Tadinya, kedua orang tua itu masih tetap ngotot. Baru, ketika ane bilang, lebih baik dikasih nama Bejo,  asimilasi nama antara Betawi  dan Jawa,” beber Udin.

“Kenapa harus Bejo. Pan ada banyak nama yang bagus,” kata Somad.

“Tadinya, Babe sama mertua tetap ngotot. Mereka juga bertanya kenapa dikasih nama Bejo. Ane bilang itu nama asimilasi Betawi dan mertua asal Jogja, jadinya Bejo,” kata Udin.

“ Ooooo…….. Begitu,,…….” kata Somad manggut-manggut. (stw)