Muhammad Idris, Anak Nelayan yang Fokus Serap Aspirasi Warga Kepulauan Seribu

January 12, 2024 3:29 pm

Muhammad Idris, pria kelahiran 1976 adalah satu dari puluhan anak yang lahir dan tumbuh di Pulau Kelapa, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta.

Ia berhasil melenggang ke Kebon Sirih setelah mengantongi 9.700 suara sebagai Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2019-2024.

Politisi Partai Nasional Demokrasi (NasDem) yang lahir dan besar dari keluarga nelayan itu banyak menyerap sifat pekerja keras dari sang ayah. Sehingga memiliki kepribadian kuat dan matang. “Dari ayah saya serap sifatnya yang jujur, rajin dan gigih,” tutur dia.

Tak hanya itu, sang ayah juga berpesan agar Idris menjadi anak yang giat belajar dan pandai. Pesan sang ayah ia jalankan.

Setelah lulus Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kepulauan Seribu, ia melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Soedirman, Cijantung, Jakarta Timur, dan meraih gelar sarjana di Universitas Pancasila, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi.

Sejak 2004, namanya mulai populer sebagai pengusaha. Meski demikian, godaan masuk panggung politik terus mewarnai hidup Idris.

“Saya tergoda karena ingin melihat kepedulian lebih besar Pemprov DKI pada warga Kepulauan Seribu, kampung halaman saya. Pengamatan saya, masih banyak aspirasi masyarakat Kepulauan Seribu yang belum sampai ke telinga eksekutif atau legislatif,” ungkap dia.

Atas keinginannya untuk menyerap aspirasi masyarakat kampung halamannya tersebut, lantas ia bergabung dengan Partai NasDem. Kini ia duduk sebagai anggota Komisi D (bidang pembangunan) DPRD DKI Jakarta

Menurut Idris, Kepulauan Seribu masih menghadapi sejumlah masalah yang harus segera diatasi. Antara lain, pesatnya pertumbuhan penduduk, kurangnya air bersih, harga sembako mahal, nasib para pekerja honorer dan penyediaan tempat pemakaman yang menyebabkan warga Pulau Kelapa selalu kebingungan saat hendak menguburkan jenazah anggota keluarganya.

“Harusnya Jakarta bisa lebih fokus membangun Kepulauan Seribu karena di balik sejumlah persoalan yang melilit kawasan ini, terpendam sumber daya pariwisata, dan sumber daya laut yang melimpah,” tandas Idris. (DDJP/yla/gie)