Muara Angke, Layak Jadi Pilihan Lokasi Kuliner (3-Habis)

May 15, 2024 10:05 am

Nama Muara Angke semakin popular bukan hanya sebagai pelabuhan dan tempat pelelangan ikan (TPI). Belakangan lebih popular sebagai Pusat Jajan Serba Ikan (Pujaseri).

Sabirin (50), salah seorang pengelola Rumah Makan Ikan Bakar bertutur, Muara Angke sebagai tempat makan ikan bakar mulai awal tahun 1990-an. Dulu memang sepi, karena Muara Angke lebih dikenal sebagai pelabuhan tempat pelelalangan ikan.

Setelah jumlah pengunjung meningkat dari tahun ke tahun, akhirnya dibuat kios-kios untuk bersantai bagi para pengunjung sambil menunggu pesanan ikan bakar.

Tahun 1994, kawasan Muara Angke semakin ramai pengunjung. Apalagi ketika tahun 1996, Presiden Soeharto mencanangkan Gerakan Makan Ikan, Muara Angke makin ramai didatangi bukan hanya warga Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga wisatawan domestik dan mancanegara. Bahkan menjadi tempat rendezvous bagi para pejabat, pengusaha dan politisi.

Pengunjung tidak diharuskan membeli ikan di rumah makan setempat. Karena ada pasar ikan yang jaraknya tak jauh dari rumah makan.

Pengunjung bebas memilih ikan yang diinginkan. Soal harga, juga bebas bertransaksi. Harga ikan baronang jika di pasaran sekitar Rp20 ribu per kilogram, di Muara Angke harganya sekitar Rp10 ribu atau Rp12 ribu per kilogram.

Konsep bebas memilih dan belanja sendiri itulah kesan paling terasa jika berkunjung ke Muara Angke. Pengunjung bebas memilih ikan apa yang diinginkan.

Pelayan warung hanya membakar dan memasak sesuai keinginan pengunjung. Rata-rata, pengunjung lebih suka memilih jenis ikan yang disukai dari pada dipilihkan oleh pelayan rumah makan.

Di Muara Angke ini, memang layak dijadikan pilihan untuk bersantai dan menghilangkan kepenatan sambil menikmati ikan bakar. (DDJP/stw/rul)