Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta berharap PT. Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dapat mencegah terjadinya kerugian akibat belum pastinya letak depo pada pembanguan fase II.
“Saya kira lokasi yang akan berjalan untuk fase II ini jangan berubah-ubah lagi. Kalau berubah lagi berarti ada biaya tambahan yang dikeluarkan lagi dong,” ujar Mohamad Taufik, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Kamis (21/2).
Hingga kini PT. MRT Jakarta belum menentukan lokasi depo pada pembangunan fase II setelah sebelumnya mengalami kendala pada rencana pembangunan di Kampung Bandan dan kawasan Taman Bersih Manusiawi Berwibawa (BMW) Sunter, Jakarta Utara.
Untuk pembangunan fase I dan II Japan International Cooperation Agency (JICA) telah menggelontorkan pinjaman sebesar 70,21 miliar yen atau sekitar Rp8,8 triliun.
DPRD DKI, lanjut Taufik, mendorong Pemprov DKI segera mengkaji ulang perencanaan untuk pembukaan lokasi dipo MRT fase II yang baru dengan analisis studi kelayakan yang lebih cermat dan terukur, misalnya penghitungan alokasi penumpang MRT yang ditargetkan dalam satu perjalanan.
“Dikaji dulu berapa orang yang naik untuk sampai ke tujuan, harus ada hitung-hitungan yang pas. jadi harus matang dulu,” tandas Taufik. (DDJP/alw/oki)