MPLS Kampanye Antiperundungan, Rany: Bullying sampai Sekarang PR Kita

July 12, 2024 12:13 pm

Sejumlah sekolah di Jakarta tengah melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Upaya antisipasi terhadap aksi perundungan pun menjadi isu utama dalam kegiatan tersebut.

Pasalnya, kasus perundungan di kalangan sekolah selama ini sudah sangat mengkhawatirkan. Pendidikan akhlak, menjadi satu hal yang perlu diprioritaskan bagi anak-anak. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rany Mauliani, beberapa waktu lalu.

Rany menegaskan, perundungan bisa diminimalisasi. Anak-anak tidak hanya butuh pendidikan formal. Pendidikan moral dan akhlak harus digalakkan oleh para orangtua. Mengingat kondisi pergaulan di saat ini, moralitas dan akhlak semakin memudar.

“Jadi memang harus kembali lagi pendidikan akhlak, komunikasi antara orang tua dan pihak sekolah harus intens. Karena menurut saya, kalau akhlak itu tempatnya bukan di sekolah tapi dibangun di rumah,” ujar Rany di gedung DPRD DKI Jakarta.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rany Mauliani. (dok.DDJP)

Rany juga mengingatkan agar pihak sekolah meningkatkan komunikasi dengan para orangtua. Tujuannya, untuk mengetahui perkembangan dan pergaulan anak di luar sekolah. Sebab, banyak ditemukan pelaku perundungan merupakan anak-anak yang tidak mendapat perhatian dari keluarga.

“Dibutuhkan juga koordinasi dan kerja sama terhadap orangtua untuk bisa sama-sama mengontrol anak-anaknya, dan pergaulannya di luar sekolah. Untuk mengetahui apakah sudah di koridor sewajarnya atau tidak,” ungkap Rany.

Selain itu, politisi Partai Gerindra itu juga meminta Pemprov DKI melalui Dinas Pendidikan segera menggodok formula untuk meminimalisasi perundungan di sekolah. Sehingga kasus perundungan tidak terulang.

“Bullying sampai sekarang PR kita bersama karena akibatnya ada anak yang sampai bunuh diri. Korbannya banyak, mudah-mudahan bisa segera teratasi dan ditemukan akar masalahnya,” tutur Rany.

Diketahui data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), terdapt 3.800 kasus perundungan sepanjang tahun 2023, dan setengahnya terjadi di lembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren.

Di sisi lain, sekolah-sekolah mulai melaksanakan MPLS. Seperti di SMPN 174, Jalan H. Baping, Kelurahan Susukan, Ciracas, Jakarta Timur. Kegiatan diwarnai dengan deklarasi antiperundungan atau bullying serta penggalian talenta.

Kepala SMPN 174 Kuslani mengatakan, selama MPLS pihaknya mengajak 242 peserta didik baru untuk menggali talenta masing-masing di bidang non akademik, serta menolak aksi kekerasan yang melibatkan pelajar.

“Sekolah kami menolak kekerasan, baik dalam bentuk tawuran, bullying dan sejenisnya. SMPN 174 menjunjung tinggi kedamaian,” tegas Kuslani, Kamis (11/7).

Untuk kegiatan pencarian bakat siswa didik baru di luar akademis, sambung Kuslani, bertujuan mempersiapkan bibit unggul dalam berbagai kegiatan lomba.

“Peserta didik baru juga kami berikan pembinaan dasar kesiapsiagaan bencana dan pertolongan pertama di sekolah,” tukas dia. (DDJP/apn/gie/df)