Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Kevin Wu menyoroti standar operasional prosedur (SOP) khusus dalam penanganan bencana.
Terutama penanganan bagi kelompok rentan. Seperti bayi, anak-anak, ibu hamil, lanjut usia, dan penyandang disabilitas.
“Kami menyayangkan kejadian yang berakibat hilangnya nyawa. Kita perlu SOP khusus penanganan bencana, terutama bagi kelompok rentan seperti bayi,” ujar dia, beberapa waktu lalu.
Menurut Kevin, penanganan kelompok rentan tidak bisa disamakan dengan kelompok lainnya.
Dia berbagi pengalaman ketika kunjungan lapangan. Saat itu, terdapat bayi berusia 1,5 bulan yang harus bertahan di tempat penampungan terbuka bersama pengungsi lainnya.
Padahal, bayi tersebut butuh tempat khusus yang tidak terlalu panas. Pengungsian masih bercampur semua kelompok.
“Hal-hal seperti ini harus diperhatikan, termasuk dalam proses evakuasinya,” jelas dia.
Karena itu, Kevin mengusulkan agar penanganan bencana juga menyediakan tenda khusus bagi kelompok rentan.
“Tenda ini harus dilengkapi fasilitas yang mereka butuhkan dan tidak dicampur dengan pengungsi lainnya,” tambah dia.
Kevin menegaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta harus memprioritaskan evakuasi kelompok rentan ke fasilitas kesehatan jika diperlukan.
“Mereka harus diprioritaskan agar nyawa korban bencana bisa terselamatkan,” ujar dia.
Meski begitu, Kevin mengapresiasi kerja BPBD DKI Jakarta dan tim penyelamatan lainnya yang selalu sigap dalam penanganan bencana.
Menurut dia, setiap bencana memiliki medan dan tantangan berbeda. Sehingga respons yang diberikan bisa beragam.
Namun, SOP penanganan kelompok rentan perlu dievaluasi dan diperbaiki. Tujuannya agar tidak ada lagi korban jiwa.
“Yang seharusnya bisa diselamatkan,” pungkas dia. (all/df)