Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI menilai tepat langkah PT. Transportasi Jakarta (Transjakarta) melakukan pengalihan layanan transaksi non-tunai secara total kepada penumpang guna mencegah risiko penularan virus corona.
Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik mengatakan, bahwa kebijakan tersebut setidaknya akan membiasakan masyarakat untuk mengurangi aktifitas kontak fisik yang kini menjadi salah satu penyebab risiko penularan virus corona. Sehingga menurutnya, kebijakan semacam itu sudah saatnya perlu dilakukan guna menekan risiko penularan virus corona di ruang publik.
“Justru pakai uang itu yang bakal jadi problem dan bisa menular kemana-mana. Pokoknya ini bertujuan menjaga kesehatan masyarakat, melindungi masyarakat, jadi langkah ini sudah benar,” katanya, Kamis (19/3).
Selain itu, Taufik menerangkan bahwa kebijakan tersebut seyogyanya menjadi perhatian bagi masyarakat calon penumpang Transjakarta. Sebab, masyarakat juga tidak boleh mengabaikan aturan itu dalam rangka meningkatkan kesadaran keselamatan dan proteksi kesehatan. Seperti halnya, kebijakan pembatasan jarak kontak fisik antar individu atau social distancing measure yang terus digaungkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Karena itu, langkah ini harus ditaati oleh semua pihak. Apalagi pemerintah sudah membuat himbauan dan juga menganjurkan untuk melakukan (social distancing measure) itu supaya masyarakat menjaga dirinya sendiri. Ini juga berhubungan dengan kesehatan dirinya, kesehatan lingkungan, dan kesehatan secara keseluruhan,”ungkapnya.
PT. Transportasi Jakarta (Transjakarta) baru-baru ini telah mengumumkan kebijakan pemberhentian sementara layanan transaksi tunia di TransJakarta dengan pembayaran nontunai mulai hari ini, Kamis (19/3).
Pengalihan layanan transaksi tersebut dilakukan dengan menutup semua bentuk transaksi dengan menggunakan uang tunai dalam aktivitas isi ulang uang elektronik di Vending Machine serta pembelian kartu perdana diseluruh halte bus rapid transit (BRT) sementara waktu. Bentuk pengisian ulang saldo juga bisa dilakukan melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau di minimarket terdekat. Karena itu, calon penumpang untuk lebih dulu memastikan saldonya sebelum melakukan perjalanan.
Sedangkan, bagi calon penumpang yang ingin melakukan pengisian ulang uang elektronik, dapat dilakukan secara mandiri menggunakan mesin debit yang tersedia di halte-halte BRT Transjakarta.
Selain meminimalisir kontak fisik langsung untuk metode pembayaran, TransJakarta juga telah menyediakan cairan pembersih tangan serta konsisten menerapkan pembatasan jarak tiap penumpang (Social Distancing Measure) untuk mencegah penyebaran virus corona di koridor ataupun dalam bus Transjakarta.
Sejalan dengan itu, Transjakarta juga menambah jam operasional dan rute sejak Selasa (17/3) dengan mengoperasikan 123 rute mulai pukul 05.00-22.00 WIB untuk layanan regular hingga menjalankan 11 rute Layanan Angkutan Malam Hari (Amari) mulai pukul 22.00-05.00 WIB. (DDJP/alw/oki)