Menurut data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Persatuan Bangsa-Bangsa (Unesco) 2011, minat baca orang Indonesia tergolong rendah. Hanya satu dari 1.000 penduduk yang punya minat baca tinggi.
“Untuk menumbuhkan minat baca dan menjadikan Indonesia menjadi negara literasi, bertepatan dengagn Hari Buku Nasional baru-baru ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan Jakarta E-Library atau program Baca Buku Bareng. Aplikasi Jakarta E-Library tersebut diharapkan menjalar ke provinsi lain, sehingga Indonesia ke depan dapat menjadi negara literasi dan menepis data Unesco,” papar anggota Kmomisi E DPRD DKI Jakarta, H. Muallif ZA, Jumat (10/6/2016).
Wakil rakyat dari Fraksi PKB itu menambahkan, pada peluncuran Baca Buku Bareng di Balai Kota beberapa waktu lalu, Kepala Badan Perpustakaan dan Arsih Daerah DKI Jakarta, Tinia Budiati mengemukakan, program Baca Buku Bareng tersebut merupakan kegiatan publik untuk membaca dan mendiskusikan serba berbagi buku digital pada masyarakat melalui Jakarta E-Library.
“Siapa pun dapat bergabung ke dalam program tersebut. Berbagai kegiatan, seperti bedah buku, temu penulis, dan lomba menuis akan diselenggarakan pada tahun 2016 ini. Berdasarkan data, pengguna aktif media sosial di Jakarta termasuk tertinggi, yakni 88 juta pengguna internet. Sebanyak 49 persen di antara mereka berada di bawah usia 23 tahun. Tetapi minat baca mereka rendah. Dari situ dibuat aplikasi perpustakaan berbasis media sosial. Saat ini masih difokuskan di DKI Jakarta, ke depan diharapkan merambah ke provinsi lain,” ujarnya. (sk)