Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta agar pembangunan keluarga dan ketahanan keluarga diakomodir dalam Raperda tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DKI Jakarta 2025-2045.
Penasehat Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Nasrullah mengatakan, pembangunan dan ketahanan keluarga merupakan isu penting yang akan mewarnai perjalanan Jakarta sebagai kota global.
“Belum dimasukannya isu tentang pembangunan dan ketahanan keluarga dalam RPJPD. Baik di permasalahan, isu strategis maupun turunan visi dan misi. Padahal Jakarta punya persoalan yang sangat serius dalam hal ketahanan keluarga,” ujar Nasrullah pada Paripurna Pandangan Umum Fraksi terkait Raperda RPJPD, Selasa (6/8).
Penasehat Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Nasrullah. (dok.DDJP)
Menurut dia, pembangunan dan ketahanan keluarga penting diatur dalam Raperda RPJPD 2024-2045 mengingat tren kasus kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian akibat kekerasan meningkat selama beberapa waktu belakangan ini.
Kondisinya dikhawatirkan akan semakin memprihatinkan di masa depan, apabila tak ada payung hukum tentang pembangunan dan ketahanan keluarga.
“Sepanjang tahun 2023 ada 2.452 kasus perceraian rumah tangga dan 178 diantaranya akibat adanya kekerasan dalam rumah tangga. Selama tahun 2023 juga terdapat 1.682 pelapor kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang sebagian besar terjadi di Jakarta,” tutur Nasrullah.
Dia menambahkan, keluarga merupakan entitas kecil dalam masyarakat, tetapi memiliki peran penting dalam pembentukan karakter keluarga. Terlebih tantangan keluarga di era ini sangat berat. Terutama menjaga keluarga dari tindakan negatif.
“Padahal keluarga adalah bentuk utama dalam upaya membentuk karakter keluarga dan anak-anak agar memiliki karakter moral dan karakter intelektual yang baik,” ucap Nasrullah.
Setelah berstatus kota global, tantangan baru yang datang dari luar semakin menjadi beban bagi keluarga. Oleh karena itu, bila tidak dibentengi, ketahanan keluarga akan hancur akibat pergeseran budaya dalam keluarga.
“Jakarta akan menuju kota global yang berarti pengaruh dari luar akan sangat deras termasuk yang terdampak pada keluarga. Jika tidak dibentengi dengan pembangunan dan ketahanan keluarga, maka akan semakin banyak keluarga yang rapuh dan menambah beban persoalan Jakarta,” tandas Nasrullah. (DDJP/bad/gie)