Berprofesi sebagai anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Abdurrahman Suhaimi merupakan seorang ayah dari 10 anak.
Sebagai wakil rakyat yang punya kewajiban, tak membuatnya lupa dengan pendidikan sang anak. Bahkan tak jarang pendidikan sosialisasi juga ia berikan dengan membawa anak saat mendengar aspirasi warga.
“Gantian bawa anak, kan sebagian anak saya di luar negeri. Nah, yang di sini itu bergantian ikut reses, meskipun cuma jadi peserta mendengarkan. Toh, itu kan proses pembelajaran juga. Biar tahu profesi dan pekerjaan ‘Abi’-nya (ayah-Red),” ungkap Suhaimi saat ditemui, Senin (13/5).
Sering juga anaknya yang masih duduk di bangku sekolah ikut ke kantor sang ayah yang berada di Jalan Kebon Sirih 18, Gambir, Jakarta Pusat.
“Hampir semua anak-anak saya pernah ke sini (Gedung DPRD DKI Jakarta), lihat ruangan ini, ruangan Abinya kerja, biar mereka juga kebayang bagaimana cara kerja seorang wakil rakyat,” tutur Suhaimi.
Karena sering mengikuti kegiatan sang ayah, satu di antara anaknya pun berminat memasuki dunia politik dan bercita-cita membantu warga Jakarta yang alami kesulitan.
“Dari 10 anak, yang nomer dua yang biasa mendampingi saya di sini. Kemarin nyaleg juga di DPR RI. Meskipun takdirnya belum jadi. Ibaratnya, belajar dahulu. Kebetulan kemarin ada peluang, partai menunjuk generasi muda agar tampil, mulai belajar dari sini,” ungkap dia.
Ia mengungkapkan, dukungan keluarga merupakan hal terpenting bagi karirnya di dunia politik. Oleh karena itu, istri dan anak-anaknya harus mengetahui tugas yang diemban sang ayah setiap hari.
“Pertama keluarga adalah basic, jadi kalau amanah di luar itu tidak didukung oleh keluarga repot juga. Intinya itu adalah kesepahaman dalam keluarga,” ucap Suhaimi.
Saat berbincang, Suhaimi mengungkapkan, hal terpenting dalam keluarga adalah komunikasi dengan anak-anaknya.
Sebab, ayah merupakan figur penting bagi tumbuh kembang sang anak untuk meningkatkan rasa percaya diri dan belajar mengenai tanggung jawab.
Ia juga kerap kali meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita aktivitas anak-anak dalam sepekan. Momentum itu diiringi dengan menyantap makanan kesukaannya, yakni bakso.
“Jadi komunikasi jadi harus terbangun dengan baik. Terkait dengan pertemuan keluarga, kalau saya lebih fleksibel, tidak harus menentukan hari. Jadi kalau ada waktu sama-sama senggang, kita kumpul makan bakso bareng, yang penting itu ada interaksi menjaga chemistry dan harmoni,” cerita Suhaimi. (DDJP/gie/rul)