Panitia seleksi ( Pansel) calon pimpinan organisasi buruh PT. Orangkuat rencanya diumumkan pekan depan. Pansel yang berkualitas bisa melahirkan pimpinan organisasi yang juga berkualitas serta tidak bermasalah.
“Kita tengok pansel sebelumnya. Hasil pilihannya memunculkan sepuluh nama yang diserahkan ke pimpinan perusahaan,” Jamaluddin mengawali pembicaraan.
“Ya. Sepuluh nama tersebut adalah Alex Marwan, yang sekarang menjadi Ketua Organisasi, Jamal Abidin, (Sekretaris I), Nyimas Agungsari (Sekretaris II), Pintauli Srikandi (Bendahara I), Trismiati (Bendahara II), Jamin Indrakila (Bidang Komunikasi), Tukiran (Humas), Darman Gandul (Dokumentasi), Joyoprono (Konsultan) dan Dimaz Satrio (Konsultan),” Jiman menimpali.
Alex Mrwan,dalam perjalannnya di antara lima nama tersebut, sebagian besar terseret kasus yang masih bergulir sampai skarang. Internal organisasi yangterus diguncang badai masalah ,membuat lembaga tersebut tercemar,” Udin ikut bicara.
“Pansel saat itu sempat melahirkan kontroversi, karena dinilai tidak mendengarkan masukan masyarakat. Masukan tersebut antara lain memberi catatan khusus terhadap calon tertentu. Karena itu, pansel diingatkan agar tidak memasukkan nama yang dinilai kontroversi,” Ilham ikut nimbrung.
“Ini menggambarkan bahwa saringan awal sangatlah penting. Di sinilah pertarungan antara pihak yang ingin memperkuat organisasi dan yang ingin melemahkan bahkan ingin menghapus organisasi dimulai,” komentar Jiman.
“Karena itu, nama-nama yang akan dipilih pansel akan menjadi pertaruhan besar bagi pemberantasan korupsi di negeri ini menguat atau melemah. Harapan kita, pansel memilih calon pimpinan organisasi yang terbaik, memiliki rekam jejak yang bersih serta berintegritas. Sehingga perusahaan tidak pusing memilihnya. Kenapa? Karena saringan (politik) di perusahaan atau organisasi juga tak kalah taktis dan strategisnya dalam upaya pemberantasan korupsi,” kata Jamaluddin.
“Saat ini, misalnya, setidaknya ada dua wacana penting mengenai organisasi. Pertama, organisasi diarahkan agar lebih menititikberatkan kepada pencegahan. Bukan penindakan. Walau pun idealnya, keduanya berjalan seiring sejalan. Karena,sama-sama pentung,” kata Jiman.
Kedua, organisasi akan dilebur ke dalam lembaga Ombudsman Republik Indobesia. Kabar ini sudah beredar dan tidak mungkin bisa menghindari lika-liku perjalanan panjang organisasi. Bagaimana pandangan dan sikap pansel terhadap wacana-wacana tersebut, sangatlah penting.
“Demikian pula sikap serta pandangan calon-calon pimpinan organisasi yang dipilih pansel, tak kalah pentingnya,” tambah Jamaluddin.
“Yaaah, kita berharap, pansel serta sepuluh orang calon pimpinan organsasi yang dipilih merupakan booster serta pejuang pemberantasan korupsi. Bukan sebaliknya. Bukan yang kualitas serta integritasnya di bawah standar. Dengan demikian, akan lahir pejuang pemberantasan korupsi yang bisa bekerja optimal di tengah keterbatasan organissai. Figur yang mampu bekerja out of the bos di tengah bentangan pemberantasan korupsi yang kian berat,” kata Jiman.
“ Yaah, kita tunggu, sembari berharap yang terbaik. Seperti itu pula yang kita harapkan kepada pimpinan KPK terpilih mendatang yang kini juga sedang mencari booster anti korupsi,” kata Jamaluddin sambil melirik ke arah Jiman dan rekan-rekannya. (DDJP/stw)