Masyarakat Diimbau Waspadai Bencana saat Cuaca Ekstrem

January 11, 2024 12:42 pm

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Israyani mengimbau masyarakat ibukota tetap mewaspadai kondisi cuaca ekstrem. Termasuk potensi lainnya yang bisa menimbulkan bencana kebakaran.

Pasalnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagaian wilayah Jakarta pada pekan ini dilanda hujan disertai angin kencang, petir, ataupun kilat.

Israyani khawatir, saat hujan lebat dan angin kencang berisiko menyebabkan korsleting listrik, terutama di wilayah padat penduduk.

“Kami minta warga juga mematikan barang elektronik kalau tidak digunakan, jauhkan benda yang mudah terbakar, kompor gas dipastikan dicek lagi kalau mau keluar rumah. Selain itu, perlu juga melakukan pemeriksaan instalasi listrik secara berkala,” ujar Israyani saat dihubungi, Kamis (11/1).

Menurut dia, untuk menghindari hal yang tak diinginkan, lebih baik masyarakat tetap di rumah saat cuaca ekstrem.

“Lebih utama berdiam diri di rumah, tidak berenang, menghindari sengatan listrik, menghindar dari berteduh di bawah pohon, dan kalau ada kondisi darurat hubungi Call Centre Pemprov DKI,” kata dia.

Israyani pun berharap, seluruh dinas saling berkoordinasi untuk mengantisipasi potensi kebakaran akibat cuaca ekstrem.

Mulai dari sosialisasi pencegahan kebakaran, nomor yang bisa dihubungi saat terjadi kebakaran, serta upaya penanggulangan penyelamatan.

“Kami memberi apresiasi kepada semua pihak dan mengimbau kepada seluruh dinas terkait pada situasi seperti ini, saling berkoordinasi dan siap siaga. Termasuk di antaranya BPBD, Dinas Gulkarmat, dan Dinas SDA semua harus berkolaborasi secara cepat,” pinta Israyani.

Di sisi lain, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat ada sebanyak 2.286 kejadian kebakaran sepanjang tahun 2023. Dari jumlah itu, sebagian besar disebabkan oleh korsleting listrik.

Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Satriadi Gunawan mengatakan, 53,19 persen dari kejadian kebakaran di Jakarta disebabkan korsleting listrik.

“Korsleting listrik menjadi dugaan penyebab yang paling tinggi. 1.216 kejadian kebakaran di Jakarta disebabkan karena itu,” ungkap Satriadi, Selasa (9/1).

Bahkan, untuk membantu percepatan penanganan kebakaran, Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur membangun hidran mandiri di tujuh wilayah padat penduduk yang sulit dijangkau mobil pemadam. (DDJP/bj/bad/gie)