Dinas Kesehatan (Dinkes) perlu memasifkan sosialisasi pencegahan penyakit Tuberkulosis (TBC). Di antaranya, sinergi pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dengan kantor kelurahan.
Sehingga sosialisasi pencegahan TBC lebih mudah. Demikian ditegaskan Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Dina Masyusin.
Menurut dia, satu di antara bentuk pencegahan TBC yakni dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Dina Masyusin. (dok.DDJP)
“Kami dari komisi E mendorong Dinas Kesehatan serius menangani TBC, yang harus disiapkan melalui Puskesmas bekerjasama dengan kelurahan dan jajarannya untuk menjaga kebersihan,” ujar Dina saat dihubungi, Selasa (3/12).
Ia mengatakan, sosialisasi harus lebih masif di kawasan permukiman padat dan kumuh. Mengingat tingkat kesadaran akan hidup bersih di kawasan tersebut masih kurang.
“Supaya warga masyarakat memahami dan dapat menjaga dari semua unsurnya (faktor penyebab -Red),” ungkap Dina.
Selain pencegahan, cara penanganan penyakit TBC juga harus disosialisasikan. Agar ketika ada yang terjangkit, tidak menularkan ke keluarga ataupun kerabat lainnya.
Begitu juga penanganan atau pengobatan di Puskesmas maupun rumah sakit (RS) harus terpisah dari pasien lainnya.
“Supaya tidak menyebar ke pasien lain. Serta imbauan menggunakan masker, itu juga penting supaya tidak menularkan ke yang lain,” tutur Dina.
Menurut data Dinas Kesehatan DKI pada tahun 2023, terdapat sebanyak 60.420 pasien TBC. Sedangkan di Triwulan III 2024, tercatat 47.782 kasus TBC di Jakarta. (gie/df)