Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike mendorong Dinas Lingkungan Hidup membangun Tempat Pengolahan Sampah dengan metode reduse, reuse, recycle (TPS 3R). Caranya, memanfaatkan aset-aset milik Pemprov DKI di tiap wilayah kota.
Menurut dia, tempat penampungan sampah yang tersedia saat ini belum dikelola secara maksimal. Kondisi demikian menyebabkan kawasan terkesan kumuh dan kotor.
“Misalnya memanfaatkan lahan-lahan dari dinas yang lain. Yang jelas tidak berantakan, warga juga bisa mengakses sampah di situ,” ujar Yuke di gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (21/11).
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike. (dok.DDJP)
Yuke juga megimbau agar Dinas LH dapat menertibkan petugas saat pengangkutan sampah. Pasalnya di samping tempat yang kurang memadai, banyak kendaraan pengangkut sampah mengantre dan berakibat kemacetan lalu lintas.
“Itu sih yang kita berharap, nggak ada lagi mobil sampah berjejer sampai malam-malam,” tandas dia.
Dinas LH juga diharapkan dapat menangani sejumlah persoalan sampah dari hulu hingga ke hilir. Sebab, sampah yang dihasilkan Jakarta setiap hari dan dikirim ke TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, mencapai 8.509 ton sampah. “Mudah-mudahan produksi ke Bantargebang lebih sedikit,” ujar Yuke.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menyatakan siap memenuhi TPS 3R di tiap wilayah DKI. “Paling enggak ada mesin pencacahnya, kemudian ada mesin pemilah dan mesin pengeringnya,” tutur Asep.
Pihaknya telah merencanakan sejumlah porgram pada tahun 2025. Satu di antaranya membangun TPS 3R. Seperti di lokasi TPS PLN Tanah Abang, Juanda Cilandak, Matraman, Jelambar, Kampung Kandang, dan Buluh Perindu. Masing masing TPS dianggarkan Rp20-30 miliar.
“2025 sudah kami alokasikan anggarannya itu ada lebih dari 7 titik lokasi yang akan kami perbaiki,” ungkap Asep.
Ia berpesan kepada masyarakat DKI Jakarta agar mulai memilah sampah dari rumah. Pemilahan tersebut terdiri dari sampah organik dan non organik.
“Tahun depan, kami mewajibkan seluruh masyarakat untuk mau melakukan pilah sampah organik dan non organik dari rumah,” tutur dia.
“Karena organiknya nanti bisa kami olah bisa menjadi pupuk, kompos menjadi bahan pakar ternak. Kemudian non organiknya bisa dimanfaatkan untuk industri daur ulang,” tukas Asep. (apn/df)