Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail menegaskan, penataan kawasan wisata Kota Tua belum maksimal. Padahal dalam dua tahun mendatang, Kota Jakarta memasuki usia ke-500 tahun (lima abad).
Dalam pembahasan Pra Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) 2026, kata Ismail, seharusnya Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta sudah menyiapkan strategi menyambut Jakarta menuju lima abad.
Perlu upaya konkret mengembangkan Kota Tua menjadi kawasan bersejarah yang diakui dunia. “Lima abad Jakarta yang saya lihat hanya reguler saja seperti pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana kawasan Kota Tua,” ujar Ismail di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (18/3).
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail. (dok.DDJP)
Menurut politisi PKS itu, bila Disparekraf hanya melaksanakan kegiatan pemeliharaan Kota Tua, tidak membuat keberadaannya menarik bagi masyarakat. “Enggak akan booming,” tambah Ismail.
Berdasarkan Rencana Kerja Tahun 2026, Disparekraf DKI Jakarta hanya memprioritaskan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan destinasi pariwisata provinsi sebanyak 47 unit. Salah satunya yakni di kawasan Kota Tua.
Karena itu, Ismail mengusulkan, Disparekraf membuat sayembara terkait penataan Kota Tua menjadi kawasan bersejarah. Sehingga penataan kawasan dapat ditangani dengan baik dengan melibatkan ekspertis yang paham membentuk kawasan bersejarah.
“Bandingkan saja penataan Kota Tua Jakarta dengan provinsi lainnya, ya kita harus jujur ini masih jauh ketinggalan dari berbagai aspek,” jelas Ismail.
Jangan sampai, sambung Ismail, bila memasuki usia Jakarta lima abad, masyarakat mengira Kota Tua sudah menjadi sentral. “Tapi masih antiklimaks pembangunannya dan tidak bisa mendapat intinya,” tambah dia.
Sementara itu, Kepala Disparekraf DKI Jakarta Andhika Permata mengatakan, telah berkolaborasi dengan Dewan Kesenian Jakarta untuk mengurasi event-event untuk menyambut Jakarta menuju lima abad.
Satu di antaranya dengan menyelenggarakan Jakarta International Folklore Festival (JIFF). Di 2024, Kota Tua pernah diadakan Jakarta Light Festival. Lokasinya berada di Kali Besar barat maupun timur.
“Calender of event (COE) dalam menyongsong lima abad Jakarta, jati diri Indonesia megapolitan dunia menjadi sebuah satu kesempatan bagi Disparekraf untuk menyemarakkan event ini,” jelas Andhika.
“Adapun COE-nya saat ini kami bersama Bappeda sedang mempersiapkan itu,” tukas dia. (apn/df)