Maksimalkan Berkah Ramadan

March 18, 2024 10:03 am

Kehadiran Ramadan 1443 Hijriyah hendaknya jangan disia-siakan. Optimalisasi bulan penuh berkah ini bisa dilakukan antara lain dengan memperbanyak ibadah.

Pesan itu disampaikan Nasrullah, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Parkatai Keadilan Sosial (F-PKS), Kamis (7/3/2024), menyambut bulan suci Ramadhan 1445 Hijriyah.

Ia mengemukakan, keberkahan Ramadan tersebut bisa diperoleh dengan menanamkan kearifan. ”Ramadan mengajarkan kearifan bagi kita semua,” ujar Nasrullah.

Nasrullah menjabarkan, kearifan tersebut meliputi kearifan berakhlak yang luhur. Satu di antara intinya adalah menjaga lisan, perkataan bernada cacian, hinaan atau ejekan, terhadap hamba Allah SWT. Siapa pun dia, tanpa kecuali.

Anggota DPRD DKI Jakarta Nasrullah. (dok.DDJP)

Ia juga mengingatkan, kearifan yang tentunya diharapkan, terutama lahir dari para pemimpin. Baik pemimpin pemerintahan maupun pemimpin agama yang menjadi panutan bagi masyarakat.

Sebuah kearifan, tambah Nasrullah, pada gilirannya akan menjadi benteng utama terwujudnya persatuan umat Islam.

Khususnya di Indonesia yang belakangan ini cenderung terpecah belah dengan munculnya berbagai macam kepentingan politik.

Selama bulan puasa, sambung dia, umat memiliki kesempatan yang baik pula mengajak generasi muda lebih menyelami kearifan Ramadan yang mengayomi semua komponen bangsa.

Dampaknya dapat secara langsung dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Kerifan yang mengantarkan mereka pada tutur kata santun, perlakuan yang baik terhadap orangtua dan orang lain, serta kearifan yang mebentengi diri mereka dari serbuan budaya asing yang kian merusak jati diri bangsa.

“Untuk itu, dakwah yang sejuk, mencerahkan, dan kekinian merupakan sarana yang amat ampuh, dan dapat menyampaikan pesan kearifan bulan puasa,” papar Nasrullah.

Dia mengingatkan, agar setiap orang tidak boros membelanjakan uang selama Ramadan. Tetapi lebih selektif berbelanja.

Menurut Nasrullah, Ramadan semestinya dijadikan ajang menambah amal. Esensi dari proses ibadah puasa yang dijalankan juga mengajarkan umat Islam untuk menahan diri.

“Poin penting Ramadhan adalah menahan diri dari segalanya. Budaya hidup mewah, hura-hura, termasuk juga memanfaatkan momentum Ramadan untuk memperbanyak ibadah. Artinya, ada peningkatan kualitas dan kuantitas ibadahnya. Karena itu, kita berharap selama Ramadhan hingga Lebaran belanja boros bisa diminimalisasi,” tutur Nasrullah.

Dalam tradisi munggahan, misalnya, biasanya diadakan makan besar bersama. Budaya munggahan adalah merupakan ekspresi kebudayaan, tetapi hendaknya dimodifikasi sebagai sarana ibadah.

Sukacaita menyambut Ramadan dan imbauan memaksimalkan Ramadan tak hanya datang dari tokoh agama, tetapi juga diwarnai dengan pawai akbar Ramadan menyusuri jalan-jalan linkungan sebagai ungkapan saling menghormati dan menghargai antara sesama umat.

Sehingga tercipta nuansa yang kondusif dan harmonisasi dalam keberagaman. Karena, dalam pawai akbar menyambut Ramadan tersebut juga memperoleh sambutan meriah dari berbagai kalangan dan etnis masayarakat non-muslim. (DDJP/stw)