Majelis Shalawat, Wadah Penguatan Perempuan dan Keluarga

June 20, 2025 6:31 pm

Masyarakat dan perwakilan dari berbagai majelis di Jakarta menyambut baik pelaksanaan Kebon Sirih Bersholawat yang digelar di Lobi Gedung Lama DPRD DKI Jakarta, Jumat (20/6).

Kegiatan itu menjadi ruang spiritual sekaligus simbol penghormatan terhadap peran perempuan dalam membangun kehidupan kota.

Salah satunya adalah Sekretaris Umum Forum Komunitas Ustadzah (FOKUS) DKI Jakarta Endah Nina Kurniasih menyebut kegiatan itu sebagai inisiatif cemerlang dari Ketua DPRD DKI Jakarta.

“Ini ide yang sangat cemerlang dari Ketua DPRD. Beliau mengajak kita semua, khususnya perempuan Jakarta, untuk bersyukur kepada Rasulullah SAW yang telah mengangkat derajat kita,” terang Endah.

Sekretaris Umum Forum Komunitas Ustadzah (FOKUS) DKI Jakarta Endah Nina Kurniasih. (dok.DDJP)

Endah menyampaikan, sekitar 300 ustadzah dari lima wilayah kota hadir dalam kegiatan itu. Mereka merupakan bagian dari komunitas yang aktif mendampingi masyarakat di bidang sosial, pendidikan, ekonomi, dan keagamaan.

Ia menilai, pelibatan perempuan dalam majelis shalawat bukan sekadar bentuk seremonial, tapi menjadi pengingat bahwa perempuan, terutama para ibu adalah fondasi utama dalam pendidikan keluarga dan masyarakat.

“Karena al-ummu madrasatul ula, ibu adalah sekolah pertama. Maka kami berkomitmen untuk terus menjadi pendamping dan penguat di masyarakat. Kami ingin istiqamah saling mengingatkan dan saling merangkul,” jelas dia.

Selain itu, Endah berharap pada momentum ulang tahunnya, Kota Jakarta yang kini berusia 498 tahun bisa menjadi ruang refleksi penting untuk membangun kota modern tanpa kehilangan jati diri keislaman dan budaya.

Ia mengingatkan ancaman lunturnya nilai-nilai agama di tengah derasnya arus media sosial yang memengaruhi generasi muda.

“Jakarta sebagai kota global harus tetap menjaga identitas, jangan sampai generasi kita kehilangan nilai-nilai tauhid,” tutur Endah.

Menurut dia, pembangunan Jakarta tidak cukup hanya dilihat dari sisi fisik, tetapi juga harus menyentuh dimensi hati dan nilai.

“DKI harus menjadi contoh. Jakarta adalah barometer Indonesia. Kalau masyarakatnya punya akhlak yang kuat, kota ini akan jadi berkah untuk semuanya,” tutup Endah. (all/df)