Upaya mengikis kemiskian melalui penyaluran bantuan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) harus tepat sasaran.
Karena itu, masyarakat diajak ikut mengawasi agar tidak terjadi penyimpangan.
“Kita diajak ikut memastikan bantuan diterima KPM,” ujar Didin kepada teman-temannya yang sedang ngopi di Warung Mbah Gapret sambil nonton layar tancap.
“KPM itu jenis makanan apa sih? Produk baru ya?” tanya Solikin.
“Lho, di awal pembicaraan aku kan sudah jelaskan, KPM itu singkatan dari keluarga penerima manfaat. Dasar, orang nggak pernah makan sekolahan,” tegas Didin.
“Ooooh………kamu pernah makan sekolahan. Bagaimana rasanya? Rasa keju, rasa keju, rasa ayam, atau rasa sambal?” tanya Solikin
“Percuma ngomong sama orang buta huruf,” Eman menimpali.
“Siapa bilang aku buta huruf. Huruf juga nggak buta. Nih, utangmu makan di warung istriku masih aku simpan di buku,” kata Solikin.
“Sejak kapan dia bisa baca tulis?” tanya Didin sambil berbisik di telinga Umar.
“Memang kamu nggak tahu. Dia lulusan terbaik kelompok belajar paket A-B-C tahun ini,” gantian Umar berbisik di telinga Didin.
“Oooooo……….begitu,…… Maafin ya? Ini, utang aku lunasi,” kata Didin sambil menyalami Solikin. (stw)