Sebelum berangkat berdemo menentang praktik korupsi, sejumlah mahasiswa duduk-duduk di sebuah ruangan sambil berbincang-bincang.
Salah satu topik pembicaraan bahwa korupsi merupakan tindakan tak terpuji yang harus diberantas. Karena tindakan korupsi, bukan saja bisa merugikan keuangan negara, mereka juga merusak moral.
Selain itu, mereka juga membicarakan pengalaman masing-masing tentang korupsi dengan para koruptornya serta jumlah uang yang dikorupsi.
Seorang dosen tua secara diam-diam mendengarkan percakapan mereka. Tiba-tiba ia bertanya.
“Saudara-saudara semua. Saudara datang ke kampus naik apa?” tanya Pak Dosen.
“Naik bus, Pak!” salah seorang dari mereka menjawab.
“Ongkosnya berapa?” tanya sang Dosen.
“Goceng, Pak!” jawab yang lain.
“Nah, bagaimana kalau seandainya kondektur lupa menagih ongkos?” tanya Pak Dosen lagi.
“Lumayan Pak, goceng,” jawab yang lain.
“Nah, Kalau baru goceng saja kalian sudah tergiur korupsi, apalagi kalau sampai jutaan rupiah. Karena itu, kalau kalian pejabat, pasti akan melakukan korupsi,” kata Pak Dosen.
“Sialan. Kita dijebak Pak Dosen,” gerutu mereka. (DDJP/stw)