Libatkan Seniman dan Guru Sekolah Lestarikan Budaya Betawi

February 17, 2025 12:01 pm

Anggota Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta Farah Savira mendorong Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan melibatkan seniman lokal untuk membantu melestarikan Budaya Betawi melalui sektor pendidikan.

Menurut Savira, selama ini seniman lokal punya andil besar dalam mengedepankan dan mempromosikan Budaya Betawi.

Hal itu bisa dilihat di setiap Sanggar Betawi yang berada di masing-masing kecamatan dan kelurahan.

Dengan melibatkan seniman lokal, siswa lebih bisa mengenal dan melestarikan Budaya Betawi secara mudah dan menyenangkan.

Dengan demikian, mampu menghasilkan nilai kreativitas yang tinggi melalui Budaya Betawi.

“Setiap sekolah dapat memberikan ruang kolaborasi dengan mereka (Seniman lokal) supaya menjadi bagian dari ekstrakurikuler (Eskul) atau kegiatan rutin agar anak-anak siswa bisa betul-betul tahu makna berbudaya betawi itu seperti apa,” ujar Savira, beberapa waktu lalu.

Ia menegaskan, Budaya Betawi merupakan identitas orisinal yang dimiliki DKI Jakarta. Tentu hal tersebut sekaligus mengimplementasikan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.

“Jadi Perda ini sebetulnya menegaskan pentingnya menjaga dan juga mengembangkan budaya Betawi sebagai bagian integral dari identitas Jakarta,” ungkap Savira.

Sehubungan dengan itu, ia juga mendorong Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan agar menjadikan Budaya Betawi masuk dalam kurikulum baru.

Tujuannya agar siswa bisa mengembangkan minat dan bakat mengenai sejarah, seni, bahasa dan tradisi Budaya Betawi.

“Kita pastikan supaya ada muatan lokal dalam kurikulum sekolah ini termasuklah materi Budaya Betawi,” jelas Savira.

Selain itu, ia juga meminta Pemprov DKI mengadakan pelatihan kepada guru-guru agar mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuannya dalam mengajarkan Budaya Betawi.

Sebab, Budaya Betawi bukan hanya sekedar kesenian semata, tetapi bisa dimaknai lebih dalam kehidupan sehari-hari

“Misalkan dalam bahasanya, dalam perawakannya atau keunikan dari keluarga-keluarga betawi yang masih ada di Jakarta bisa diterapkan dan diteruskan budayanya,” pungkas dia. (apn/df)