Kasus dugaan pelecehan siswa oleh guru SMK PGRI 5 Jakarta Barat menuai sorotan Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Oman Rohman Rokinda.
Menurut Oman, perlu ada gerakan masif yang melibatkan seluruh stakeholder untuk mencegah kekerasan, pelecehan, dan perundungan di sekolah.
Karena itu, Oman akan mendorong Komisi E DPRD DKI untuk mengundang Dinas Pendidikan (Disdik).
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Oman Rohman Rokinda. (dok.DDJP)
“Saya akan minta rapat kerja Komisi E dengan Disdik khusus membahas ini, pencegahan pelecehan dan kekerasan,” ujar dia, beberapa waktu lalu.
Disdik, tegas Oman, harus menginisiasi kegiatan bimbingan dan edukasi kepada siswa. Sehingga bisa memahami potensi negatif, mengantisipasi, melaporkan sebelum terjadi pelecehan dan kekerasan.
“Kegiatan ini harus serius dilakukan dan jadi program wajib semua sekolah, dan bukan kegiatan asal asalan,” tandas Sekretaris Fraksi PAN DPRD DKI itu.
Ia juga meminta sekolah menjadikan siswa berdaya sehingga pelaku takut berbuat asusila. “Kalau tidak bisa dilakukan sendiri oleh guru BK, bisa kolaborasi dengan lembaga yang punya kompetensi,” kata dia.
Terkait permasalahan tersebut, Walikota Jakarta Barat Uus Kuswanto meminta tenaga pendidik agar memperketat pengawasan di lingkungan sekolah. “Supaya kejadian serupa tidak terulang kembali,” tegas Uus.
Kini, kasus tersebut ditindaklanjuti oleh Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat. Bahkan, kasus dugaan pelecehan itu tengan dalam pengusutan oleh Polsek Kalideres.
Kapolsek Kalideres Kompol Arnold Julius Simanjuntak menyebutkan, kasus dugaan pelecehan itu awalnya disampaikan secara lisan melalui unjuk rasa di lingkungan sekolah.
Hingga kini, kepolisian telah meminta keterangan dari beberapa perwakilan pihak sekolah, termasuk kepala sekolah.
Dalam video viral yang diunggah oleh akun Instagram @warga.jakbar, ratusan siswa SMK PGRI Kalideres, Jakarta Barat, menggelar akasi unjuk rasa di lingkungan sekolah menuntut keadilan bagi korban pelecehan. (red)