Ketua Komisi C DPRD Provinsi DKI Jakarta Dimaz Raditya mendorong PT Jakarta Tourisindo (Jaktour) menggunakan Penyertaan Modal Daerah (PMD) yang diberikan oleh Pemprov untuk digunakan perbaikan dan pembaharuan aset.
Sebab, kata Dimaz, penyerapan PMD dinilai masih belum optimal. Banyak aset-aset PT. Jaktour yang harus dilakukan peremajaan agar dapat bersaing dengan bisnis bisnis kompetitor.
“Saya mendorong PT. Jaktour untuk menggunakan dana PMD yang sudah diberikan oleh pemerintah untuk bisa menggenjot alat alat produksi mereka, sehingga bisa kongkret dengan bisnis-bisnis baru di luar sana, karena laporannya sejauh ini masih jauh dari target,” ujar Dimaz di gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (21/11).
Anggaran PMD sebesar Rp251,5 miliar baru terserap sebesar Rp142 miliar atau 56 persen. Sehingga anggaran yang tersisa masih Rp109 miliar.
Untuk itu, Dimaz berharap PT. Jaktour dapat melakukan pembaharuan aset-aset, seperti hotel dan rekreasi wisata agar memiliki nilai jual tinggi. Tentu hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun asing untuk berkunjung ke hotel dan wahana rekreasi yang dimiliki PT. Jaktour.
“Harapannya dengan dirut yang baru ini beliau bisa merubah lah, minimal jangan merah, kuning deh baru ke hijau baru bisa kita berikan deviden,” harap Dimaz.
Meski demikian, Dimaz mengapresiasi PT. Jaktour yang telah merenovasi Grand Cempaka Resort and Convention yang berlokasi di Puncak, Bogor, Jawa Barat. Hal itu menjadi potensi besar menarik wisatawan untuk berkunjung.
“Alhamdulillah, kemarin sudah direnovasi. Mudah-mudahan renovasi itu bisa menghasilkan sumber-sumber pendapatan yang baru,” ucap Dimaz.
Setelah renovasi selesai, imbau dia, PT. Jaktour lebih gencar lagi melakukan promosi dan berkolaborasi dengan pelaku pelaku kreatif kerap menyelenggarakan event di puncak. Tentu hal itu menjadi salah satu sumber pendapatan baru untuk PT Jaktour.
“Sebenarnya ini potensi yang sangat bagus tetapi belum di-moneytize secara baik. Kalau kita lihat event di puncak setiap tahun itu banyak, ini harus digarap oleh pihak Jaktour di Grand Cempaka,” tutur dia.
Sementara itu, Direktur PT Jakarta Tourisindo Yunn Bali Mohammad Yusuf mengapresiasi atas kinerja legislatif sebagai fungsi pengawasan. Sehingga target yang dicapai dapat terpenuhi.
“Terima kasih dalam konstelasi ini kita bekerja, kita menjalankan program program sudah diawasi dan dijalankan. Jadi untuk target target kami bisa penuhi sesuai arahan dan permintaan teman teman dewan,” ujar Yunn.
Lebih lanjut, Yunn optimisitis terhadap program program prioritas tahun 2025 dapat tercapai secara optimal. Sehingga hal itu dapat menekan kerugian yang dialami pada tahun 2024.
“Program program strategi yang sudah kami susun diharapkan bisa berjalan sesuai target minimal merubah mengurangi kerugian. Jadi program program itu bertumbuh berdasarkan pada perbaikan alat produksi di hotel maupun program program pariwisata. InsyaAllah bisa tercapai,” jelas Yunn.
Pada 2024 PT Jaktour mengalami kerugian mencapai Rp105 miliar. Namun pada Triwulan III September 2024 perusahaan dapat menekan rugi bersih negatif sebesar Rp35 miliar dengan rasio EBITDA minus 23,5 persen.
“Artinya kerugian kumulatifnya bisa kita tekan. Nah, paralel kami perbaikan alat produksi dan akan ada beberapa program perbaikan report kita dan kita akan ada reevaluasi terhadap aset aset investasi,” jelas Yunn.
Yunn berharap, pada tahun 2025 dapat menggenjot PAD yang bertumpu pada pajak bangunan. “Jadi PAD-nya nanti kita bertumpu pada pajak bangunan unit yang kami sedang dijalani. Mungkin kuartal satu atau tahun 2025 sudah medatangkan hasil,” pungkas dia. (apn/df)