Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Achmad Yani mendorong Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta membangun Pos Pemadam Kebakaran (Damkar) di masing-masing kelurahan.
Pasalnya, dari 267 Kelurahan di DKI Jakarta hanya terdapat 170 titik pos damkar yang aktif. Padahal, terdapat 460 RW yang rawan terjadi kebakaran.
Menurut Yani, dengan tersedianya Pos Damkar di tiap kelurahan dapat meningkatkan kecepatan waktu (respons time) atas laporan warga mengenai kebakaran. Pencegahan kebakaran dapat cepat diatasi secara optimal.
“Kalau memang bisa, ke depan ya di tingkat kelurahan ada Posko-Posko Gulkarmat, sehingga penanganan secara cepat,” ujar Yani di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (1/8).
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Achmad Yani. (dok.DDJP)
Selain itu, Yani mengimbau agar Dinas Gulkarmat DKI Jakarta lebih gencar sosialisasi tentang bahaya kebakaran di daerah pemukiman.
Masyarakat diberikan pemahaman mengenai pencegahan kebakaran.
“Untuk itu, sosialisasi harus digencarkan. Sosialisasi digencarkan pada warga masyarakat, bagaimana masyarakat bisa berupaya memahami penyebab terjadi kebakaran terjadi,” kata Yani.
Melihat hal itu, ia juga meminta agar setiap RT memiliki alat pemadam api ringan (APAR). Tujuannya sebagai mitigasi dan penanganan pertama saat terjadi kebakaran.
“Idealnya, tiap RT itu miliki APAR. Kala setiap RT ada APAR, maka untuk menangani musibah itu bisa dimanfaatkan APAR itu,” tutur Yani.
Hingga 23 Desember 2024, tercatat telah terjadi 1.888 kasus kebakaran di wilayah Jakarta.
Dari jumlah kebakaran itu, arus pendek (korsleting) listrik menjadi penyebab terbanyak yakni sekitar 1.148 kasus.
Sisanya disebabkan oleh faktor kebocoran tabung gas dan pembakaran sampah.
Bahkan, 98 kasus kebakaran di antaranya disebabkan oleh puntung rokok yang masih membara. (apn/df)