Legislator Ajak Gen Z Berpartisipasi Dalam Program Pemerintah

October 2, 2024 1:08 pm

Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta dari Fraksi PKS Ghozi Zulazmi mengatakan, anak muda memiliki peran yang penting dan strategis dalam pembuatan kebijakan.

Hal itu diungkapkan Ghozi dalam diskusi Voice of Z yang diselenggarakan Yayasan Sinergi Kesehatan Negeri, Sabtu (28/9), di Seatap Tea and Sky Cipayung, Jakarta Timur.

“Bayangkan, 60 persen lebih populasi Jakarta adalah anak muda. Jika mereka ikut aktif berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan maka program pemerintah dan kebijakannya akan lebih kekinian dan pro anak muda,” ujar Ghozi.

 

Anggota DPRD DKI Jakarta Periode 2024-2029 Ghozi Zulazmi. (dok.DDJP)

Sekretaris Bidang Kepemudaan PKS Jakarta Timur itu juga mengungkapkan, ada empat tingkatan keterlibatan anak muda dalam politik.

Yaitu, partisipatif, kritis, apatis dan skeptis. Kini, banyak anak muda yang kritis memberikan masukan dan pengawasan dalam kebijakan.

“Namun, lebih banyak yang apatis dan skeptis. Jika anak muda kurang partisipasi dalam pengambilan keputusan, program dan kebijakan sangat minim menyentuh anak muda,” tutur Ghozi dikutp dari pks-jakarta.or.id.

Bulan, peserta Gen Z yang ikut dalam diskusi tersebut menyampaikan, selama ini kurang mendapat informasi tentang program atau pelatihan yang bisa diikuti oleh anak-anak muda.

Menanggapai keluhan tersebut, Ghozi membeberkan program Pemprov DKI terkait platform aplikasi smartphone serta kegiatan-kegiatan pemerintah yang bisa diakses.

“Anggota DPRD punya kegiatan Reses, anak muda harus ikut membersama Pak RT dan pengurus di lingkungannya. Di Sudin PPKUM ada Jakpreunere yang memiliki banyak pelatihan untuk peningkatan soft skill. Di Dinas Ketenagakerjaan, banyak sertifikasi untuk penunjang persiapan masuk kerja, bahkan di website resmi DPRD, teman-teman bisa memberikan masukan dan pandangan,” papar dia.

Ghozi juga menutup diskusi dengan imbauan mengajak anak muda lebih banyak terlibat di lingkungan dan lebih mengenal tentang politik.

“Memang ada hal negatif dan merugikan yang dilakukan oknum politisi. Tapi percayalah, lebih banyak manfaat yang dihadirkan oleh para politisi untuk kebaikan masyarakat,” tutup Ghozi.

Kegiatan tersebut diikuti kalangan pemuda berusia 17–23 tahun. (DDJP/red)