Mengenang masa kecil di kampung halaman memang sangat menyenangkan. Hari-hari dan waktu yang sudah terlewati semasa anak-anak selalu membekas di hati.
Demikian yang dirasakan Ali Lubis, anggota Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta saat pulang kampung ke Medan, Sumatera Utara untuk merayakan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.
Ali menyampaikan, mudik Lebaran 2025 kali ini sangat berbekas di hati. Seakan memori tentang masa kecil terulang kembali.
Tempat-tempat yang dulu pernah dilaluinya masih sama kondisinya dengan dahulu saat bermain bersama teman-teman di kampung halaman.
Ali mengenang masa kecilnya sewaktu pulang sekolah sering sekali mandi di sungai. Sehingga hal itu tak luput dilakukan saat sudah berada di kampung halaman.
“Jadi kemarin pulang lebaran melihat airnya masih deras kita mandi di sungai. Jadi saya nggak kaya orang-orang ke luar negeri saya cukup mandi di sungai,” ujar Ali di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/4).
Selain mandi di sungai, kenang Ali, hal yang tak luput ketinggalan juga yaitu meminum air kelapa langsung dari buahnya. Tentu hal itu sangatlah menyegarkan tubuh.
“Momentum yang paling berkenang makan kelapa muda yg masih bulat langsung dari pohonnya,” ungkap Ali.
Terlebih, sambung Ali, tak lengkap rasanya bila tak mencoba salah satu makanan khas dari Medan yakni Mie Sop Medan. Sebuah sajian hangat yang terdiri dari mie dengan kuah sop ayam.
Rasanya sangat gurih dan beraroma rempah. Sangat cocok bila dinikmati saat berada di daerah dataran tinggi yang udaranya dingin.
Sajian khas Medan itu memang sangat mirip dengan mie kuah. Namun karena memakai sop ayam sebagai pelengkapnya maka dikenal dengan sebutan mie sop.
“Makanan paling khas yang paling ditunggu tunggu kalau di kampung saya namanya mie sop. Jadi makanan khas karena di Jakarta nggak ada,” kata Ali.
Ali mengatakan, Mudik Lebaran 2025 kali ini ditempuh menggunakan kendaraan pribadi via jalur darat yang dihabiskan selama 15 hari.
Delapan hari selama di perjalanan pulang-pergi. Sedangkan tujuh harinya dimanfaatkan dengan berkumpul dengan keluarga.
“Momentumnya itu berkumpul sama keluarga, salaman dan cerita cerita bersama,” kenang Ali.
Dengan demikian, Ali berharap dapat dipertemukan kembali bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri di 2026. Tentunya dengan keadaan sehat baik secara jasmani maupun rohani.
Sehingga momentum Lebaran 2025, dijadikan ajang untuk saling memaafkan dan menjaga kesatuan warga negara Indonesia.
“Masyarakat dan para petinggi-petinggi negara ke depan harus menjaga persatuan. Proses pemilu, proses politik sudah selesai kita harus bersatu. Karena persoalan-persoalan di bangsa ini hanya bisa selesai dengan adanya persatuan,” pungkasnya. (apn/df)