Jakarta Kini (JAKI) sebagai aplikasi layanan buat warga Jakarta didorong mampu beradaptasi. Terlebih mengoptimalisasi layanan di saat pandemi Covid-19.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Israyani menyampaikan, sejauh ini aplikasi JAKI yang menjadi salah satu program unggulan Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) masih menemui sejumlah kekurangan. Salah satunya akses layanan pendaftaran program vaksinasi dosis lengkap hingga penguat (booster) Covid-19 yang perlu disinkronisasikan dengan kondisi ril di lapangan.
“Karena selama di lapangan ada keluhan vaksin, aplikasi JAKI-nya itu memang banyak yang melakukan daftar online tapi belum bisa berjalan 100% secara benar. Banyak yang sudah mendaftar tapi ketika saat ke lokasi vaksin tidak bisa melakukan vaksinasi karena tidak bisa diterima,” katanya, Selasa (1/3).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Unit Pengelola Jakarta Smart City (JSC) Diskominfotik, awalnya menghadirkan aplikasi JAKI guna memenuhi layanan informasi warga. Aplikasi tersebut diproyeksikan menjadi city super-app, sekaligus one stop service bagi warga yang tinggal atau beraktivitas di Jakarta.
Aplikasi yang resmi dirilis pada 27 September 2019 itu diupayakan mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang terjadi di Ibukota. Salah satunya, mengintegrasikan fungsi dan layanan masyarakat terhadap situasi tanggap darurat Covid-19 sejak Covid-19 melanda Kota Jakarta awal Maret 2020. Seperti data pemantauan Covid-19, ketersediaan tempat tidur, terminology lama hingga visualisasi disertai peta persebaran laju penularan Covid-19 secara real time.
Selain itu, aplikasi JAKI saat ini juga menghadirkan layanan informasi program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) hingga Bantuan Sosial bagi warga Jakarta yang terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayahnya. Adapun juga integrasi layanan vaksinasi mulai dari Kecamatan, Kelurahan hingga tingkat RT sebagai garda terdekat dengan lingkungan warga.
Dengan demikian, Israyani mengimbau kepada Diskominfotik agar terus memutakhirkan layanan yang berhubungan erat dengan situasi pandemi hingga vaksinasi dosis lengkap dan booster Covid-19 dengan jangkauan yang lebih luas. Seperti server, database, dan rekapitulasi data secara lebih akurat.
“Karena Komisi A khususnya saya pun ingin agar aplikasi JAKI yang ada seperti sekarang ini lebih kelihatan lagi efektifitasnya dalam penyelenggaraan informasi terkait Covid-19 dan warga sudah semakin melek teknologi dari aplikasi (JAKI) ini,” ungkap Israyani. (DDJP/alw)