Kualitas Pendidikan Rendah, Justin: Pengangguran akan Membeludak

July 30, 2025 5:28 pm

Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Justin Adrian menilai, kualitas pendidikan di Ibukota Jakarta yang mempersiapkan menuju kota global masih jauh dari kata baik.

Pasalnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta 2023 menunjukkan sebanyak 81 persen warga Jakarta masih berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) ke bawah.

Menurut dia, salah satu penyebab lulusan di bawah SMA berkaitan juga dengan kemampuan para pengajar.

Bahkan, data Dinas Pendidikan (Disdik) DKI menunjukkan hanya 34,29 persen guru di Jakarta yang lulus uji kompetensi di tahun 2022.

Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Justin Adrian. (dok.DDJP)

“Dengan kata lain, tidak lebih dari setengahnya punya kualifikasi untuk memberikan pengajaran bermutu kepada anak-anak kita di sekolah,” ujar Justin, Rabu (30/7).

Dengan kualitas pendidik masih di bawah 50 persen, bisa mengakibatkan para siswa mengalami kesulitan saat naik ke jenjang pendidikan berikutnya.

“Bilamana para peserta didik ini tidak mendapatkan pengajaran materi dasar yang baik, tidak heran apabila anak kita kesulitan memahami bahan pengajaran yang lebih rumit lagi setelah lulus SMA,” ucap Justin.

Ia juga meminta pemutakhiran kurikulum yang sudah usang. Sehingga peserta didik bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman sesuai dengan kebutuhan industri.

“Mestinya bahan ajar di sekolah, terutama sekolah negeri, sudah memuat materi yang diperlukan oleh sektor industri saat ini,” kata Justin.

Jika lembaga pendidikan di Jakarta tidak mampu melakukan pemutakhiran kurikulum, maka tidak menutup kemungkinan pengangguran akan membeludak.

Sebab Sumber Daya Manusia (SDM) peserta didik kurang kompetitif. “Jika anak kita bermutu rendah, maka akan sulit mendapat pekerjaan,” ungkap Justin.

Dengan mempertimbangkan kebutuhan lapangan kerja di Jakarta, diharapkan pendidikan di Jakarta bisa mencetak bibit unggul tenaga profesional.

“Memang untuk menjadi profesional dibutuhkan pendidikan jenjang universitas, akan tetapi kualitas pendidikan yang buruk di tingkat SD sampai SMA akan menyulitkan tingkat kecerdasan anak untuk memasuki universitas unggul dan dunia profesional yang sesungguhnya kelak,” tandas Justin.

Sebagai rincian, data BPS Jakarta 2023 terhadap penduduk dengan usia 15 tahun ke atas, menunjukkan sebanyak 3,46 persen warga tidak memiliki ijazah.

Sedangkan 10,86 persen memegang ijazah sekolah dasar (SD), 18,48 persen lulusan sekolah menengah pertama (SMP), dan 49,18 persen lulusan SMA.

Hanya 18,02 persen warga Jakarta yang berhasil lulus dari perguruan tinggi. (gie/df)