Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta menyatakan akan menindaklanjuti berbagai aspirasi yang disampaikan Yayasan Budaya Kampoeng Kemajoran setelah menampung sementara aspirasi tersebut dalam forum audiensi.
Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Iman Satria mengatakan, dalam audiensi Yayasan Budaya Kampoeng Kemajoran menginginkan perayaan hari jadi Kemayoran dijadikan even tahunan rutin Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sejauh ini, perayaan tersebut digelar melalui swadaya pengurus dan warga. Itu pun telah dilaksanakan dalam empat tahun terakhir.
“Untuk sementara usulan tersebut kami tampung. Intinya kami sudah pahami yang diingkan warga dari Kemayoran ini,” ujar Iman di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (29/1).
Ia menyebut tepat bila aspirasi tersebut disampaikan yayasan ke Komisi E DPRD DKI Jakarta. Pasalnya setelah revisi Perda Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta, Dinas Kebudayaan kini menjadi mitra kerja Komisi E. Sementara Dinas Pariwisata tetap bermitra dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta.
“Kebetulan saya sendiri sebagai mitranya, karena itu ini saya tampung dan akan saya tidaklanjuti dengan pertemuan yang lebih lengkap dengan menghadirkan Dinas Kebudayaan langsung,” terang Iman.
Di lokasi yang sama, Pembina Yayasan Budaya Kampoeng Kemajoran Suhadi menejelaskan, bahwa permintaan faslitasi kegiatan tahunan yang diusulkan bukan tanpa alasan. Menurutnya, ada kewajiban Pemprov DKI untuk memberi perhatian lebih kepada setiap kegiatan yang bersifat melestarikan budaya betawi sesuai Perda Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.
“Karena ini penting untuk merawat kebudayaan betawi. Saya sudah menyampaikan aspirasi ini berulang-ulang kali, tetapi belum mendapat respon. Karena itu besar harapan saya untuk ditindaklanjuti DPRD DKI,” ungkap Suhadi.
Selain itu, ia juga mendorong DPRD DKI Jakarta mengevaluasi kegiatan tahunan Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang digelar JIEXPO Kemayoran. Menurutnya, kegiatan tersebut sudah terlalu jauh menyimpang dari sejarah ulang tahun Jakarta yang sebenarnya.
“Dulu pekan raya itu digelar di Monas sebagai ajang untuk mengingkapkan kegembiraan warga Jakarta karena ulang tahun kotanya. Tapi saat ini di PRJ sudah berubah jauh, ini ajang bisnis, sudah tidak sesuai marwahnya,” tandas Suhadi. (DDJP/oki)