Komisi E Ingin Edukasi Protokol Kesehatan Masuk dalam Materi Belajar Tatap Muka

September 3, 2021 2:39 pm

Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta kembali turun ke sekolah sekolah di Jakarta. Meski protokol kesehatan sudah berjalan baik, Komisi bidang kesejahteraan masyarakat itu mengusulkan edukasi protokol kesehatan masuk dalam materi pembelajaran tatap muka (PTM).

Kunjungan Komisi fokus pada kedua titik wilayah kota administrasi Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Antara lain, SMA Negeri 97 Ciganjur Jakarta Selatan, SD Negeri 01 02 Cipedak Jakarta Selatan serta SD Negeri 07 08 Kenari Jakarta Pusat.

“Secara umum sebenarnya protokol kesehatan masker jaga jarak terus penjadawalan kelas dan sebagainya berjalan dengan baik, namun mungkin saran dan masukannya adalah harus tetap dibuat banyak materi sosialisasi dan edukasi agar siswa atau warga di sekolah tetap ingat terhadap protokol kesehatan,” ujar Anggota Komisi E DPRD DKI Idris Ahmad saat berkunjung ke SD 08 Kenari Jakarta Pusat, Jumat (3/9).

Selain itu, Idris meminta agar seluruh pengurus sekolah dasar dan menengah juga dapat memaksimalkan kerja ventilasi udara di setiap kelas hingga pengaturan jaga jarak (social distancing). Hal ini perlu dilakukan agar kegiatan PTM tetap berlangsung aman dan nyaman serta meminimalisir terjadinya transmisi Covid-19 antara guru dengan peserta didik.

“Ini tantangannya bukan di SD 08 saja, tapi banyak juga di sekolah-sekolah lain yang fasilitas jendelanya itu karena bangunan lama jadi tidak optimal bukaannya ini yang perlu disiasati dan dioptimalkan. Untuk kerumunan titik kritisnya adalah saat datang dan pulang, ini perlu diwaspadai dan dievaluasi agar meminimalisir resiko yang ada,” ungkapnya.

Senada dengan Idris, Anggota Komisi E DPRD DKI Rany Maulany juga meminta agar seluruh warga sekolah terus mengevaluasi penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan PTM secara berkala. Dimana menurutnya perlu ada koordinasi antara guru sebagai tenaga pendidik hingga orang tua murid sebelum peserta didik melaksanakan kegiatan PTM di sekolah.

“Jadi para guru harus ada pemeriksaan secara berkala baik itu rapid antigen atau dijamin semuanya harus divaksin. Tapi bisa juga diimbau kepada orang tua agar memperhatikan kondisi fisik anaknya, terutama ditambah vitamin untuk imunitas,” terangnya.

Komisi E, dikatakan Rany, berharap agar masukan-masukan tersebut dapat ditindaklanjuti oleh pengurus sekolah. Sehingga, penularan Covid-19 di dalam klaster sekolah dapat dicegah sedini mungkin.

“Jadi kerja sama ini tidak hanya ditekan di sekolah, tapi ini kerja sama orang tua dengan pihak sekolah,” ungkap Rany.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 08 Kenari Jakarta Pusat Hardi Priyono memastikan pihaknya akan terus mengoptimalkan penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan PTM secara berkala. Tentunya dengan persyaratan protokol kesehatan yang sudah diatur dan dianjurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI terhadap pelaksanaan kegiatan berlangsung.

“Secara khususnya, kami sudah menerapkan bagaimana kehadiran siswa diantar orang tua mengenakan masker dan face shield dan cuci tangan pakai sabun dan masuk ruangan. Standar sudah kami laksanakan dan dikelas tetap digunakan,” terangnya.

Ia mengaku bersyukur atas masukan dan saran yang diberikan Komisi E dalam penyempurnaan kegiatan PTM kedepan. Pihaknya akan terus mengevaluasi kegiatan PTM agar mengedepankan prinsip kesehatan dan keselamatan dari potensi penularan Covid-19.

“Tentunya ini menjadi support bagi kami, setelah banyak melihat para anggota (Komisi E) tentunya kami akan terus meningkatkan protokol kesehatan. Seperti masukan dari kelas kosong dioptimalkan dan bekas plastik AC itu dilepas itu masukan berharga bagi kami,” tandas Hardi. (DDJP/alw/oki)