Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta mendorong penanganan dengan menggencarkan tes polymerase chain reaction (PCR) di pasar tradisional gencar dilakukan Dinas Kesehatan. Upaya tersebut dinilai perlu dilakukan untuk mendeteksi penyebaran virus corona (Covid-19) sejak dini.
Sekretaris komisi E DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak mengatakan, upaya penanganan serius perlu dilakukan Dinas Kesehatan mengingat merebaknya kasus baru penularan Covid-19 di pasar tradisional.
“Tes pendeteksi seperti PCR dan Swab itu harus digencarkan di Pasar, karena di situlah tempat orang banyak berkumpul dan banyak ditemukan pelanggaran kecil, misalnya pelanggaran jarak,” katanya di gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (18/6).
Ia yakin Dinkes DKI bisa melaksanakan usulan tersebut, sebab anggaran belanja tidak terduga (BTT) untuk percepatan penanganan Covid-19 khususnya untuk pembelian PCR dan peralatan laboratorium sudah disetujui sebesar Rp66,5 miliar.
Selain itu, Johnny juga meminta agar Dinkes DKI bersinergi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk melakukan pengawasan terkait protokol kesehatan agar penerapan social distancing berjalan baik.
“Dinkes harus bekerjasama dengan SKPD lain seperti Satpol PP untuk memperketat pengawasan dan protokol kesehatan untuk meminimalisir penularan baru,” ucapnya.
Sementara Kepala Dinkes DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan sampai saat ini pihaknya telah melakukan pemeriksaan tes PCR kepada 1.198 orang di 18 pasar tradisional. Dari pemeriksaan itu ditemukan 137 orang dinyatakan positif dengan jumlah kasus terbanyak berada di Pasar Induk Kramat Jati, yakni mencapai 49 orang.
“Kami telah mendatangi daerah-daerah yang kita anggap potensial, salah satunya kami lakukan tes secara lebih masif di pasar, karena pasar terindikasi banyak penularan,” tandasnya. (DDJP/gie/oki)