Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta mendukung upaya Dinas Kesehatan mempermudah layanan kesehatan bagi warga dengan basis aplikasi bernama “Jakarta Sehat”. Dalam Rancangan APBD tahun anggaran 2021, anggaran pembangunan aplikasi tersebut disetujui Rp1 miliar.
Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Iman Satria mengatakan di era modern saat ini, program berbasis teknologi digital tersebut sangat penting direalisasikan untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan.
“Kami sangat mendukung dan bersyukur apabila (aplikasi) ini segera diwujudkan, ini memudahkan masyarakat. Dengan aplikasi tersebut masyarakat dapat mengecek ketersediaan tempat rawat inap, sehingga keluarga tidak perlu datang secara fisik untuk mengetahui apakah masih ada tempat untuk rawat inap,” katanya usai rapat pembahasan KUA-PPAS Komisi E DPRD DKI di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/11).
Tak hanya itu, Iman berharap melalui aplikasi Jakarta Sehat yang digegas oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI dapat mempermudah DPRD menjalankan fungsinya untuk mengontrol kinerja serta pelayanan seluruh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Puskesmas di Ibukota.
“Jadi lewat aplikasi itu, kita bisa membaca report (laporan) RS, apakah pelayanan sudah baik atau belum, atau memang perlu ditingkatkan. Kita juga bisa mengontrol status penyediaan obat, hingga sistem keuangan RS dan Puskesmas,” ucapnya.
Iman juga mengaku bersedia untuk menambahkan anggaran apabila Dinkes DKI mengusulkan penambahan dalam Perubahan APBD mendatang demi meningkatkan mutu dan kecanggihan aplikasi tersebut.
“Rp1 miliar itu alokasi awal ya, kalau memang harus ditingkatkan diperubahan, ya tidak masalah. Karena memang saya minta tahun depan program IT ditingkatkan, prinsipnya pasti kita dukung,” ujarnya.
Dilokasi yang sama, Kepala Dinkes DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan, saat ini aplikasi masih dalam proses perancangan dan pematangan sehingga nantinya melalui aplikasi tersebut, semua data dari 32 RSUD/RSKD, 44 Puskesmas Kecamatan dan 285 Puskesmas Kelurahan dapat terintegrasi.
“Kami masih berposes ya dan belom jadi, Jakarta Sehat ini jadi poinnya adalah integrasi pelayanan kesehatan. Baik yang sifatnya take office seperti perizinan, maupun front office seperti registrasi online layanan Puskesmas atau Rumah Sakit. Kita sebut ini adalah transformasi digital,” ujarnya.
Widyastuti juga menjelaskan, nantinya melalui aplikasi ini masyarakat dengan mudah berkonsultasi dengan dokter ataupun pelayan kesehatanan tanpa harus bertatap muka.
“Misalnya untuk para populasi yang beresiko tepapar HIV, mungkin takut datang langsung, maka bisa melalui layanan online. Juga untuk masyarakat yang ingin tahu tentang penyakitnya apakah beresiko pada kesehatan jiwa atau tidak, bisa langsung berkonsultasi online,” ungkapnya.
Bahkan dalam aplikasi Jakarta Sehat, para orang tua yang ingin memberikan imunisasi untuk anaknya juga bisa mendaftar secara online.
“Ada aplikasi register untuk para balita untuk mendapatkan layanan imunisasi, bahkan nanti keluar sertifikat imunisasi juga,” tandas Widyastuti. (DDJP/gie/oki)