Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta mendorong Dinas Lingkungan Hidup (LH) dan PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) terus menggenjot percepatan pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF).
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Iman Satria mengatakan, hal tersebut perlu dilakukan lantaran ITF menjadi satu-satunya harapan untuk mencegah prediksi Jakarta darurat sampah di tahun 2021.
“Harus ada terobosan supaya dapat mengantisipasi puncak darurat sampah di tahun 2021,” ujarnya di gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (7/2).
Prediksi darurat sampah sebelum disampaikan langsung Dinas LH mengingat hampir penuhnya daya tampung tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Lokasi tersebut diperkirakan dapat menampung 49 juta ton sampah. Selama 30 tahun beroperasi, sampah yang tertampung di Bantargebang hingga kini telah mencapai 39 ton. Artinya, kapasitas sampah yang dapat ditampung di Bantargebang hanya tinggal 10 juta ton lagi.
Iman mengatakan, ancaman tersebut tak dapat dianggap enteng. Yang perlu diingat dalam persoalan ini, Jakarta dapat dikatakan terlambat memiliki ITF yang seharusnya mulai dibangun 10 tahun yang lalu.
“Tapi ketika sudah siap bangun, tidak ada kata terlambat,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Jakpro Dwi Wahyu Daryoto memastikan bahwa pembangunan ITF Sunter yang telah di-groundbreaking Desember tahun lalu berjalan sesuai jadwal. Saat ini Jakpro berencana menambah ITF di tiga lokasi untuk menyesuaikan volume sampah Jakarta yang terus bertambah.
Untuk pembangunan tiga ITF tersebut, sambung Dwi, ada 23 vendor asal Jerman, Finlandia, Denmark, Korea, Amerika, Jepang, dan China yang tertarik.
“Mereka sudah mengirimkan company profile mereka ke kami, Dinas Lingkungan Hidup bahkan ke Sekretaris Daerah,” tandas Dwi. (DDJP/alw/oki)