Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike mendorong Pemprov merampungkan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah metode reduse, reuse, recycle (TPS 3R) di Pasar Induk Kramat Jati sesuai target yang telah disepakati, yakni Juli 2025.
Pasalnya, Pasar Induk Kramat Jati memproduksi sampah kurang lebih 100 ton setiap hari. Sehingga pengelolaan sampah di lokasi ini menjadi program yang harus diprioritaskan.
“Kalau sudah ada perencanaannya, akan kita desak terus sesuai target, kita tidak mau ada molor,” ujar Yuke di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (29/10).
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike. (dok.DDJP)
Ia berpesan kepada Perumda Pasar Jaya dan Dinas Lingkungan Hidup (LH) untuk aktif melaporkan kemajuan (progres) pembangunan TPS 3R secara berkala kepada DPRD.
“Kalau ada kendala, sampaikan. Jadi tak berlarut. Nanti kita awasi terus saat evaluasi triwulan, kita juga akan sidak untuk mengetahui update program yang sedang berjalan,” ungkap Yuke.
Bersama pimpinan dan Anggota Komisi D (bidang pembangunan), ia berkomitmen akan selalu mendukung seluruh program penanganan sampah di Jakarta.
“Apapun teknologi untuk mengurai sampah, pasti kita support (dukung -red). Tapi harus melalui kajian, agar tepat sasaran dan tepat guna,” tutur Yuke.
Ia berharap, Dinas Lingkungan Hidup membuat kajian yang detail terkait wilayah mana saja di Jakarta yang membutuhkan tempat pengelolaan sampah.
Dengan demikian, Jakarta bisa mengelola sampah secara mandiri di masing-masing wilayah, tanpa perlu membawa sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Kalau kita bisa mengolah sampah dari sumbernya langsung kan bagus. Perlu kajian lokasi, lahan, dan metode apa yang cocok. Akan kita prioritaskan, sehingga tak perlu lagi dibawa ke TPA,” tukas Yuke.
Pada 10 Oktober 2024, Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono telah meletakan batu pertama (ground breaking) untuk membangun TPS 3R di atas lahan seluas 3.800 meter persegi, milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.
Pengelolaan sampah ini ditargetkan rampung pada Juli 2025. Kapasitasnya mampu mengolah 100 hingga 120 ton sampah per hari, khususnya sampah di Pasar Induk Kramat Jati.
Nantinya, sampah itu diproses jadi bahan bakar jumputan padat. Lalu dimanfaatkan sebagai pengganti sebagian (co-firing) batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN (Perusahaan Listrik Negara).
Tak hanya tempat pengelolaan sampah, lokasi itu juga dilengkapi mushola, posyandu, dan balai warga. (gie/df)