Komisi C DPRD Provinsi DKI Jakarta menyoroti adanya perbaikan penanganan limbah oleh Perumda Pasar Jaya pada pelaksanaan revitalisasi Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Berdasarkan data, sampah yang dihasilkan dari operasional pasar tiap harinya mencapai delapan ton.
Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Rasyidi mengatakan, pengelolaan limbah yang efektif perlu diwujudkan agar kebersihan dan kenyamanan pengunjung hingga warga sekitar pasar terjamin.
“Tadi sudah kita sampaikan tidak boleh ada kebocoran (limbah), harus bersih dan tidak boleh basah dan sebagainya. Jadi harus kering,” ujarnya pada saat melakukan peninjauan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (8/2).
Di lokasi yang sama, Manajer Hubungan Masyarakat (Humas) Perumda Pasar Jaya Agus Lamun menjelaskan, revitalisasi pasar baru dimulai di awal tahun 2023 dengan semangat memperbaiki kualitas transaksi antara pedagang dan pengunjung pasar. Atas dasar itu Perumda Pasar Jaya memastikan penanganan limbah akan menjadi fokus perhatian pada revitalisasi yang dilakukan di semua pasar yang ada di Jakarta.
“Jadi hasil revitalisasi ini, pedagang kita makin tambah nyaman, mereka makin baik dagangnya, konsumen yang datang juga tentu makin nyaman dan betah belanja di Pasar Induk Kramat Jati,” ungkapnya.
Pemprov DKI Jakarta merevitalisasi Pasar Induk Kramat Jati demi meningkatkan pelayanan dan kenyamanan tak hanya bagi penjual, tetapi bagi pelanggan agar lebih mencintai berbelanja di pasar tradisional. Revitalisasi Pasar Kramat Jati ini merupakan tindak lanjut arahan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta agar setiap pasar tradisional bisa tampil lebih cantik dan bersih.
Revitalisasi Pasar Kramat Jati melibatkan pihak swasta, yakni PT RKM melalui skema bisnis atau business to business (B2B). Ada 2.188 tempat usaha (TU) yang direvitalisasi. Selama revitalisasi, pedagang ditempatkan pada lokasi sementara di sekitar pasar. Rencananya, revitalisasi Pasar Kramat Jati ini akan selesai sekitar 18 bulan. (DDJP/apn)