Komisi C DPRD Provinsi DKI Jakarta mendorong seluruh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) memberikan kontribusi pendapatan daerah dalam bentuk deviden kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov).
Hal tersebut disampaikan langsung Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Santoso pada rapat kerja untuk menindaklanjuti Pelaksanaan Pertanggungjawaban APBD (P2APBD) Provinsi DKI Jakarta tahun anggaran 2018.
Pada kesempatan itu, Santoso menilai dalam realisasinya di sepanjang tahun 2018 hampir seluruh BUMD memenuhi target proyeksi.
“Meski besarannya masih kecil. Harapan saya kedepan Badan Pengelola BUMD bisa lebih maksimal lagi untuk menggenjot dalam rangka memberikan deviden untuk Pemprov DKI Jakarta,” ujarnya di gedung DPRD, Selasa (2/7).
Santoso merinci beberapa realisasi BUMD dengan penghasilan laba bersih dan deviden terbaik, seperti PT. Food Station Tjipinang Jakarta (FSTJ) sebesar Rp30,2 miliar (186,20%), PT. Pembangunan Jaya Ancol sebesar Rp226 miliar (118%), serta PT. Jakarta International Ecogreen Pulogadung (JIEP) sebesar Rp17,4 miliar (107%).
Meski demikian, Komisi meminta agar BP-BUMD membuat terobosan untuk peningkatan terhadap nilai laba bersih dan deviden yang didapat masing-masing BUMD. Salah satunya, mendorong BUMD tidak tergantung dengan Penyertaan Modal Daerah (PMD).
“Jadi jangan cuma mengharapkan penyertaan modal daerah yang tidak perlu pengembalian,” terangnya.
Sementara itu, Kepala BPBUMD Provinsi DKI Jakarta Riyadi mengatakan pihaknya terus berupaya optimal terhadap kinerja masing-masing BUMD. Ia mengatakan, hal tersebut terlihat dari capaian total realisasi keseluruhan BUMD sebesar Rp592,9 miliar dari target penetapan Rp539,9 miliar di sepanjang tahun 2018.
“Jadi realisasi di 2018 memang ada peningkatan dari target APBD penetapan awal dengan Realisasinya,” terangnya.
Meski begitu, Riyadi mengatakan pihaknya akan terus mengevaluasi neraca keuangan masing-masing BUMD dalam rangka menjaga tren positif tersebut dalam APBD DKI Jakarta 2019.
“Kami yakin insyaallah realisasi ini bisa direalisasikan. Meski ada juga beberapa BUMD yang memang belum optimal RUPS-nya,” tandasnya. (DDJP/alw/oki)