Komisi B Sebut Setiap Rumah Potong Hewan Perlu Sistem Pengolahan Limbah

March 10, 2022 11:03 am

Limbah dari Rumah Potong Hewan (RPH) Pulogadung yang dikelola Perumda Dharma Jaya seringkali dikeluhkan warga sekitar. Pasalnya sisa produksi pemotongan kerap menimbulkan bau tak sedap di lingkungan.

Anggota Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mengatakan, persoalan ini tidak bisa diabaikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Pasalnya, selain mengganggu dengan pencemaran bau tak sedap, dikhawatirkan limbah potong hewan tersebut menimbulkan penyakit bagi masyarakat.

“Beberapa Rumah Potong Hewan yang limbahnya itu agak sedikit menggangu lingkungan, contoh yang di Pulogadung. Mungkin limbah dari bau ternak yang dipotong ini juga perlu pengolahan tersendiri,” katanya, Kamis (10/3).

Sejauh ini, Gilbert mengaku sudah pernah mengkoordinasikan persoalan tersebut dengan Perumda Dharma Jaya. Namun hingga saat ini belum ada tindaklanjut mengenai rencana kerja yang akan dilakukan BUMD DKI itu untuk mengatasi persoalan lingkungan tersebut.

“Tidak ada ketentuan memang harus berapa jarak RPH dari Perumahan. Akhirnya masyarakat yang tinggal dekat RPH betul-betul bau dari sisa pemotongan yang sangat mengganggu dan kadang membusuk,” ungkapnya.

Gilbert berharap seluruh RPH mampu mengelola limbahnya sendiri seperti yang telah diterapkan RPH Cakung sejak tahun 2018 silam. Dimana kotoran dan sisa jerami makanan sapi mampu diolah menjadi pupuk kompos yang bisa dimanfaatkan oleh Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.

Sementara untuk RPH Kapuk yang menangani babi dan RPH Pulogadung yang menangani unggas belum menerapkan pengelolaan limbah secara baik. 

Direktur Utama Dharma Jaya Raditya Endra Budiman saat rapat bersama Komisi B beberapa waktu lalu mengakui telah berupaya untuk meminimalisir aroma tak sedap dengan mengangkut kotoran dan bangkai ayam maupun babi yang mati setiap hari.

“Penanganan limbah sebenarnya sudah kita antisipasi dengan pengangkutan setiap hari dengan truk yang datang kesana untuk mengangkut ayam-ayam yang mati dan segala macam. Tapi memang hasilnya tidak akan bisa 100% tetap masih akan ada bau,” tandasnya.

Namun pihaknya berjanji akan berkoordinasi dengan warga sekitar untuk mengupayakan agar aroma tak sedap bisa ditangani secepatnya. (DDJP/gie)