Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta berharap PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta melakukan sejumlah evaluasi terhadap sarana dan prasarana pendukung di setiap Stasiun MRT. Salah satunya, anak tangga yang dinilai curam menuju akses pintu keluar masuk di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Ketua Komisi D DPRD DKI Iman Satria mengaku paham dengan masukan dan keluhan warga mengenai terlalu tingginya tangga yang digunakan untuk setiap pintu akses masuk dan keluar Stasiun MRT.
“Saya saja tidak tua-tua amat khawatir mau pakai tangga-tangga MRT ini, ada yang salah daripada design MRT itu sendiri, terutama pada saat pintu masuk keluarnya. Masa ada tiga undukkan, waduh itu kan bisa membahayakan,” katanya di Gedung DPRD DKI, Rabu (8/5).
Karena itu, ia memastikan Komisi D akan mengundang jajaran pihak PT MRT Jakarta untuk menyertakan analisa yang lebih terukur perihal pemanfaatan sarana dan prasarana yang digunakan. Khususnya, tangga yang akan digunakan berlandaskan aspek kenyamanan dan keselamatan bagi setiap pengguna MRT.
“Intinya sarana-sarana digunakan publik yang dibuat itu harus memudahkan mobilitas pengguna MRT, jangan malah sebaliknya mempersulit warga,” terang Iman.
Sejauh ini, tidak sedikit warga pengguna kereta Ratangga MRT Jakarta mengeluhkan terlalu tingginya tangga dari lantai concourse menuju akses pintu keluar masuk di Stasiun Bundaran HI.
Hal itu disebabkan lantaran jumlah anak tangga yang terlalu banyak membuat mereka keletihan untuk menaiki anak tangga tersebut. Sedangkan eskalator hanya di sediakan di satu akses pintu keluar saja.
Akhirnya, warga pengguna MRT lebih memilih untuk menaiki anak tangga lantaran fasilitas lift di lantai concourse dipenuhi oleh masyarakat yang hendak naik ke akses pintu keluar.
Lantai concourse sering diartikan sebagai tempat terbuka di stasiun. Kemudian di sampingnya, terdapat sejumlah tapping gate yang berfungsi sebagai tempat keluar-masuk penumpang menuju ke area peron. (DDJP/alw/oki)